Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Apa Itu Kompor Induksi dan Kelebihannya

Kompas.com - 05/12/2021, 10:05 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Sehingga dengan pola memasak rata-rata masyarakat di Indonesia menggunakan gas LPG 11, 4 kilogram per bulan, ada penghematan Rp 28.500 dari biaya memasak setiap bulan.

"Kompor induksi juga lebih praktis, tinggal colok saja," katanya lagi.

Agung mengatakan, penggunaan kompor induksi juga mengurangi potensi polusi rumah tangga.

Menurut dia, itulah salah satu tujuan penerapan electrifying lifestyle.

Baca juga: Tagihan Listrik Bulanan Melonjak, Apakah Bisa Lihat Rincian Penggunaan Listrik?

Kelebihan kompor induksi

Dari pemberitaan Kompas.com, 28 September 2021, setidaknya ada 9 kelebihan atau keunggulan kompor induksi.

Berikut perinciannya:

  1. Memasak lebih cepat
  2. Mengurangi konsumsi energi
  3. Mudah dibersihkan
  4. Lebih memudahkan
  5. Tidak merusak peralatan wadah memasak
  6. Lebih aman
  7. Tidak meninggalkan asap
  8. Praktis
  9. Desainnya menarik

Baca juga: Solo Akan Sediakan Mobil Listrik Gratis untuk Keliling Tempat Wisata, Kapan Waktunya?

Harga khusus tambah daya pengguna baru kompor induksi

Bagi pengguna baru kompor induksi, PLN memberikan harga khusus tambah daya hanya sebesar Rp 150.000.

Harga khusus tersebut melalui program "Nyaman Kompor Induksi 2021" bagi pelanggan yang membeli kompor induksi melalui partner yang bekerja sama dengan PLN.

Selain itu, PLN juga menawarkan produk layanan Ekstra Daya, yaitu paket layanan listrik untuk rumah baru dengan daya 2200 VA ditambah kompor Induksi lengkap peralatan masak.

Baca juga: Viral Twit Curhatan Pelanggan yang Telat Bayar Listrik dan Diancam Diputus, Ini Tanggapan PLN

Menurut PLN, penggunaan kompor induksi juga memberi dampak positif pada negara.

Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan bahwa rata-rata subsidi impor gas dalam 6 tahun terakhir sekitar Rp 43 triliun per tahun.

Melansir pemberitaan Kompas.com (2/12/2021), pengalihan kompor induksi (kompor berbasis energi listrik) untuk 30 juta penerima manfaat akan menghemat uang negara sebesar 27,3 triliun selama 4 tahun.

Baca juga: Soal Kebakaran Tangki Pertamina Cilacap, BMKG Ungkap Adanya Sambaran Petir

Angka penghematan itu berasal dari penghematan impor LPG sebesar Rp 25,9 triliun dan penghematan subsidi sebesar Rp 1,4 triliun.

Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril mengatakan, untuk semakin mempercepat transisi konversi LGP ke kompor berbasis listrik, maka diperlukan payung hukum untuk memperkuat pelaksanaannya.

Diperlukan kebijakan yang sistematis dari pemerintah guna mendorong masyarakat beralih ke kompor induksi.

Terlepas dari manfaat yang didapatkan negara, menurut PLN, pelanggan kompor induksi juga lebih aman dan mudah.

Baca juga: Benarkah Baja Ringan Bisa Hantarkan Arus Listrik?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com