Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Tes Swab Bisa Merusak Bagian Otak

Kompas.com - 22/11/2021, 18:00 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Sebuah unggahan berisi informasi bahwa tes swab dengan mencolok nasofaring berasal dari zaman Mesir Kuno, beredar di media sosial Facebook.

Narasi itu menyebut bahwa tes swab bisa menggores amigdala dan membuat seseorang menjadi patuh.

Amigdala adalah bagian dalam anatomi otak yang berhubungan dengan proses emosi, perilaku, dan memori.

Dari penelusuran yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar alias hoaks.

Gambar yang beredar merupakan karya seni Mesir Kuno yang menggambarkan seorang dokter mata melakukan pemeriksaan mata pada seorang pengrajin.

Gambar ini tidak ada hubungannya dengan amigdala atau perbudakan.

Selain itu tes swab Covid-19 tidak mencapai amigdala dan merusak bagian otak. 

Narasi yang beredar

Informasi yang menyebut bahwa tes swab berasal dari zaman Mesir Kuno dan menyebabkan amigdala rusak, diunggah oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.

Semua akun tersebut menyertakan gambar yang sama. Dari gambar itu, tampak seseorang menempatkan benda seperti tongkap ke arah mata seorang lainnya.

Di atas potongan gambar itu terdapat tulisan berikut:

"In ancient Egypt, they bruised the amygdala in order to make slaves more submassive and compliant."

Kalimat tersebut dalam bahasa Indonesia berarti, "Di Mesir kuno, mereka memar amigdala untuk membuat budak lebih patuh dan patuh."

Salah satu akun bahkan menyebut bahwa teknik mencolok lubang hidung ke bagian nasofaring diperuntukkan untuk para budak.

Berikut narasi lengkapnya:

Tahukah anda?

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com