KOMPAS.com - Viktor Axelsen, pebulu tangkis tunggal putra asal Denmark, menjadi juara Denmark Open 2021.
Viktor Axelsen berhasil menyabet gelar juara setelah mengalahkan tunggal putra peringkat 1 dunia asal Jepang, Kento Momota.
Dalam laga final Denmark Open 2021 yang digelar di Odense Sports Park, Minggu (24/10/2021), Axelsen mengunci kemenangan setelah melalui pertarungan tiga gim.
Sempat tertinggal 20-22 di gim pertama, Axelsen membalikkan keadaan pada gim kedua dengan skor 21-18, lalu mengunci kemenangan pada gim ketiga dengan skor 21-12.
Gelar juara Denmark Open 2021 menambah daftar panjang prestasi Viktor Axelsen, yang dalam 10 turnamen terakhir selalu lolos ke babak final.
Baca juga: Rekap Hasil Final Denmark Open: Viktor Axelsen Juara, Jepang Sabet 3 Gelar
Olympic Champion Viktor Axelsen ???????? and world champion Kento Momota ???????? give Odense fans a final for the ages.#BWFWorldTour #DenmarkOpen2021 #RaiseARacket ???? pic.twitter.com/eiyhzeeijQ
— BWF (@bwfmedia) October 24, 2021
Sebelum final Denmark Open 2021, kedua pemain sudah berhadapan 15 kali dengan 14 di antaranya dimenangi oleh Momota.
Satu-satunya kemenangan Axelsen diraih pada babak 16 besar German Open 2014. Setelah menanti selama tujuh tahun, ia akhirnya kembali meraih kemenangan atas Kento Momota.
“Rasanya sangat luar biasa. Kombinasi dari kewalahan dan kelelahan luar biasa membuat pertandingan itu menjadi salah satu yang paling sulit,” kata Axelsen.
"Jelas Kento adalah lawan yang sangat kuat. Senang bisa bertarung melawan dia lagi, sudah lama sekali. Saya senang saya berhasil menang," ujar dia.
Axelsen mengatakan, ia sempat pesimis bisa menang atas Momota. Apalagi, setelah kehilangan gim pertama, dan keteteran di setengah gim kedua.
“Pertandingan pertama sangat sulit secara fisik dan mental. Saya merasa seharusnya saya bisa memenanginya. Dia (Momota) memainkan pertahanan yang solid dan serangan saya agak mudah dibaca," kata Axelsen.
"Di gim kedua saya tertinggal dan sejujurnya saya merasa sedikit 'Oh tidak, tidak lagi…'. Saya kesulitan menemukan celah, tapi kemudian saya mulai rileks dan bermain dengan kecepatan tinggi, dan itu berhasil. Di gim ketiga dia sedikit kesulitan secara fisik," lanjut dia.
“Itu adalah permainan mental yang gila, cukup menuntut. Emosi terasa naik dan turun dengan cepat dalam pertandingan seperti ini ketika Anda melawan pemain hebat,” ujar Axelsen.