Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Lupa, Puncak Hujan Meteor Sextantid Bisa Disaksikan Besok Subuh

Kompas.com - 27/09/2021, 21:29 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.comPuncak Hujan Meteor Sextantid akan terjadi besok Selasa (28/9/2021) pada waktu subuh. 

Fenomena astronomi ini dapat disaksikan langsung di seluruh wilayah Indonesia. 

Hujan meteor tersebut dapat mulai dilihat dari pukul 03.30 hingga 05.00 waktu setempat di seluruh wilayah Indonesia, baik waktu Indonesia barat, tengah maupun timur. 

“Jadi pengamatan hanya 90 menit,” ujar Peneliti Pusat Riset Sains Antariksa Lapan-BRIN Andi Pangerang Hasanuddin kepada Kompas.com, Senin (27/9/2021). 

Baca juga: Bagaimana Proses Terjadinya Hujan Meteor?

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Pusat Sains Antariksa LAPAN (@pussainsa_lapan)

Apa itu Meteor Sextantid

Hujan Meteor Sextantid merupakan hujan meteor yang titik radian (asal ketampakan meteor) pada arah konstelasi Sextans.

Dikutip dari laman Edukasi Sains Antariksa Lapan, hujan meteor ini terbentuk dari debu asteroid 2005 UD.

Andi mengatakan, titik radian hujan meteor Sextantid akan berada di intensitas maksimum malam ini 27 September 2021 pada pukul 20.00 WITA atau 19.00 WIB.

Selain itu Andi juga mengatakan nantinya hujan meteor masih tetap bisa disaksikan saat siang hari.

“Karena titik radiannya berkulminasi atau transit di titik tertingginya pada pukul 09.00 waktu setempat kemudian terbenam 15.30 waktu setempat,” ujarnya.

Karena itulah hujan meteor ini disebut juga Daytime Sextantid karena waktu pengamatan malam hari sangat singkat tapi siang hari sangat lama.

Namun jika disaksikan siang hari maka cahaya meteor cenderung redup karena adanya intensitas sinar matahari yang lebih besar.

Baca juga: Berapa Gaji Pensiunan Polisi Kok Sampai Ada yang Jadi Manusia Silver?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Tren
8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

Tren
4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

Tren
7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

Tren
Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Tren
Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Tren
Mempelajari Bahasa Paus

Mempelajari Bahasa Paus

Tren
7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

Tren
Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Tren
Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Tren
Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Tren
Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Tren
Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Tren
Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Tren
Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com