Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Burung Pipit Mati di Bali dan Cirebon, Apa yang Terjadi?

Kompas.com - 18/09/2021, 16:06 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Publik baru-baru ini dihebohkan dengan adanya kejadian matinya sejumlah koloni burung pipit di dua tempat yang berbeda, yakni Bali dan Cirebon, Jawa Barat.

Kematian burung pipit ini menarik perhatian publik mengingat jumlah burung yang mati tak hanya satu-dua, namun burung yang mati tersebut mencapai ratusan bahkan ribuan.

Kematian burung pipit ini belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun sejumlah pemeriksaan oleh pihak berwenang telah dilakukan.

Baca juga: Mengenal Burung Pipit yang Banyak Mati Mendadak di Cirebon

Berikut kejadian matinya burung pipit di dua tempat berbeda yang terjadi belakangan ini.

1. Bali

Kematian ribuan burung pipit di Bali terjadi pada Kamis (9/9/2021).

Mengutip pemberitaan Kompas.com, Sabtu (18/9/2021), Sutika, seorang warga setempat menceritakan saat-saat ia menyaksikan ribuan burung pipit berjatuhan di tanah kemudian mati.

Burung-burung pipit tersebut berjatuhan dan mati di pekuburan Banjar Sema Pring, Kabupaten Gianyar, Bali.

Menurutnya, sebelum burung-burung pipit tersebut mati, selama lima hari belakangan kawanan burung tersebut bertengger di pohon asam perkuburan itu.

Baca juga: Dari Korsel hingga Jepang, Mengapa Flu Burung Kembali Mewabah?

Kematian burung pipit bukan karena penyakit infeksius

Burung Pipit Russet (Passer cinnamomeus).sciencealert Burung Pipit Russet (Passer cinnamomeus).

Bahkan setelah banyak yang mati, masih banyak kawanan burung pipit yang tetap datang ke pohon asam tersebut.

"Sekarang banyak lagi burung di sana padahal sudah banyak yang mati, dari mana itu datangnya, masih banyak," tuturnya heran.

Terkait dengan fenomena ini, Kasubag Tata Usaha Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, Prawono Meruanto mengatakan, hal semacam ini baru pertama kali terjadi di wilayahnya.

Sementara, Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar yang terjun ke lokasi untuk melakukan uji laboratorium memastikan, kematian burung-burung pipit tersebut bukan karena penyakit infeksius.

Baca juga: Flu Burung Mewabah di Beberapa Negara, Bagaimana Pencegahannya?

Dari hasil PCR untuk Newcastle Disease (ND) burung tersebut negatif flu burung.

"Artinya kematian itu tidak disebabkan oleh mikroorganisme," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar Made Santiarka, Jumat (17/9/2021).

Menurutnya matinya burung-burung tersebut diduga kuat karena tak kuat melawan hujan asam.

"Kayak kita berenang terlalu banyak air, kita kan jadi sulit bernapas karena kekurangan O2. Karena hujan lebat dia kan, terguyur air banyak sekali," katanya

Selain itu, dugaan lain, burung-burung tersebut mati karena makan-makanan beracun.

Baca juga: Heboh Video Burung Mirip Kayu, Burung Apa Itu? Simak Penjelasan LIPI

2. Cirebon

Hasil tangkap layar dari video milik petugas kebersihan Pemkot Cirebon, Selasa (14/9/2021). Ratusan burung mati mendadak di halaman Pemkot Cirebon.Tangkapan layar Instagram Hasil tangkap layar dari video milik petugas kebersihan Pemkot Cirebon, Selasa (14/9/2021). Ratusan burung mati mendadak di halaman Pemkot Cirebon.

Kejadian matinya kawanan burung pipit juga terjadi di Cirebon, Jawa Barat.

Ratusan burung pipit tersebut ditemukan mati mendadak di dalam lingkungan Kantor Pemerintah Kota Cirebon pada Selasa (14/9/2021).

Setidaknya 500 burung pipit pingsan dan mati di bawah pohon manga dan sawo kecik di depan Balai Kota Cirebon.

Kejadian tersebut awalnya diketahui oleh sejumlah petugas kebersihan Pemkot Cirebon.

Mereka kaget saat ratusan burung mati dengan bulu-bulu yang basah.

Baca juga: Mengenal Kolibri, Satu-satunya Burung yang Bisa Terbang Mundur

Habitat burung pipit

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber daya Alam (BKSDA) Jawa Barat Ammy Nurwati mengatakan, penyebab kematian burung pipit di Cirebon tersebut diduga karena perubahan cuaca yang cukup ekstrem.

"Di sekitar Kota Cirebon sudah mulai memasuki musim penghujan dan dalam tiga hari ini Kota Cirebon turun hujan. Terakhir pada malam kejadian sampai sore hari, Cirebon sedang diguyur hujan cukup besar," ucap Ammy dikutip dari Kompas.com, Selasa (14/9/2021).

Ammy menilai, sifat habitat burung pipit lebih suka dengan cuaca hangat dan rentan dengan cuaca yang terlalu dingin.

Baca juga: Butuh Berbulan-bulan Terbang untuk Migrasi, Apakah Burung Tidur?

Burung pipit mahkota putih. Ilmuwan mengungkapkan dalam studi baru, selama lockdown kicauan burung ini menjadi lebih merdu.BBC/JN PHILLIPS Burung pipit mahkota putih. Ilmuwan mengungkapkan dalam studi baru, selama lockdown kicauan burung ini menjadi lebih merdu.

Akan tetapi, hasil yang lebih akurat terkait fenomena tersebut saat ini masih menunggu dari Balai Veteriner Subang untuk pemeriksaan laboratorium.

"Saya berharap hasil lab-nya segera keluar. (Fenomena) ini pertama kalinya terjadi di Cirebon," kata dia.

Masih dari sumber yang sama, 14 September 2021, Petugas Dinas Ketahanan Pangan, Pertaniaan, dan Perikanan (DKPPP) Kota Cirebon telah mengambil sampel air liur sejumlah burung pipit yang mati tersebut dengan cara swab.

"Itu tadi swab kloaka di bagian mulut. Nanti ujinya sejenis PCR untuk mengetahui hasilnya. Untuk pengujiannya di Cirebon belum bisa, maka akan dibawa ke Bandung," ujar veteriner DKPP Kota Cirebon Tri Angka.

 Baca juga: Ramai soal Burung Kacer, Berikut Aturan Hewan Peliharaan Masuk ke dalam Pesawat

(Sumber: Kompas.com/Muhamad Syahri Romdhon | Editor I Kadek Wira Aditya, Pythag Kurniati, David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com