Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Burung Pipit Mati di Bali dan Cirebon, Apa yang Terjadi?

Kompas.com - 18/09/2021, 16:06 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Menurutnya matinya burung-burung tersebut diduga kuat karena tak kuat melawan hujan asam.

"Kayak kita berenang terlalu banyak air, kita kan jadi sulit bernapas karena kekurangan O2. Karena hujan lebat dia kan, terguyur air banyak sekali," katanya

Selain itu, dugaan lain, burung-burung tersebut mati karena makan-makanan beracun.

Baca juga: Heboh Video Burung Mirip Kayu, Burung Apa Itu? Simak Penjelasan LIPI

2. Cirebon

Kejadian matinya kawanan burung pipit juga terjadi di Cirebon, Jawa Barat.

Ratusan burung pipit tersebut ditemukan mati mendadak di dalam lingkungan Kantor Pemerintah Kota Cirebon pada Selasa (14/9/2021).

Setidaknya 500 burung pipit pingsan dan mati di bawah pohon manga dan sawo kecik di depan Balai Kota Cirebon.

Kejadian tersebut awalnya diketahui oleh sejumlah petugas kebersihan Pemkot Cirebon.

Mereka kaget saat ratusan burung mati dengan bulu-bulu yang basah.

Baca juga: Mengenal Kolibri, Satu-satunya Burung yang Bisa Terbang Mundur

Habitat burung pipit

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber daya Alam (BKSDA) Jawa Barat Ammy Nurwati mengatakan, penyebab kematian burung pipit di Cirebon tersebut diduga karena perubahan cuaca yang cukup ekstrem.

"Di sekitar Kota Cirebon sudah mulai memasuki musim penghujan dan dalam tiga hari ini Kota Cirebon turun hujan. Terakhir pada malam kejadian sampai sore hari, Cirebon sedang diguyur hujan cukup besar," ucap Ammy dikutip dari Kompas.com, Selasa (14/9/2021).

Ammy menilai, sifat habitat burung pipit lebih suka dengan cuaca hangat dan rentan dengan cuaca yang terlalu dingin.

Baca juga: Butuh Berbulan-bulan Terbang untuk Migrasi, Apakah Burung Tidur?

Burung pipit mahkota putih. Ilmuwan mengungkapkan dalam studi baru, selama lockdown kicauan burung ini menjadi lebih merdu.BBC/JN PHILLIPS Burung pipit mahkota putih. Ilmuwan mengungkapkan dalam studi baru, selama lockdown kicauan burung ini menjadi lebih merdu.

Akan tetapi, hasil yang lebih akurat terkait fenomena tersebut saat ini masih menunggu dari Balai Veteriner Subang untuk pemeriksaan laboratorium.

"Saya berharap hasil lab-nya segera keluar. (Fenomena) ini pertama kalinya terjadi di Cirebon," kata dia.

Masih dari sumber yang sama, 14 September 2021, Petugas Dinas Ketahanan Pangan, Pertaniaan, dan Perikanan (DKPPP) Kota Cirebon telah mengambil sampel air liur sejumlah burung pipit yang mati tersebut dengan cara swab.

"Itu tadi swab kloaka di bagian mulut. Nanti ujinya sejenis PCR untuk mengetahui hasilnya. Untuk pengujiannya di Cirebon belum bisa, maka akan dibawa ke Bandung," ujar veteriner DKPP Kota Cirebon Tri Angka.

 Baca juga: Ramai soal Burung Kacer, Berikut Aturan Hewan Peliharaan Masuk ke dalam Pesawat

(Sumber: Kompas.com/Muhamad Syahri Romdhon | Editor I Kadek Wira Aditya, Pythag Kurniati, David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com