Tidak hanya itu, kemungkinan penyebab lainnya kematian burung pipit tersebut karena hantaman hujan yang sangat deras.
"Namun, kemungkinan lainnya menurut saya adalah kemtian burung (pipit) pada waktu hujan yang sangat deras di (sekitar) pohon Asam (tempat ribuan burung pipit tersebut bertengger)," ujarnya.
Tri menjelaskan, kemungkinan hujan yang sangat deras itu menerpa ribuan burung pipit yang sedang bertengger di pohon.
Saat curah hujan yang terlalu kuat, bulu-bulu burung pipit semakin tidak stabil dan membuat mereka terjatuh.
Selain itu, bulu-bulu burung pipit yang terkena hujan tidak berfungsi dalam menjaga suhu tubuhnya dengan baik.
Baca juga: Fakta Fenomena Burung Pipit Mati di Cirebon dan Bali hingga Dugaan Penyebabnya
Fenomena ini sangat mungkin terjadi oleh burung pipit, karena pohon yang mereka tempati biasanya pohon asam dengan struktur dan susunan daun yang kecil, tidak lebar dan tidak rapat, sehingga menyebabkan pohon tidak cukup menahan laju curah hujan yang deras.
"Adanya guyuran air hujan yang deras tersebut, bulu (burung pipit) tidak mampu melindungi atau menahan air hujan agar tidak mengenai kulit tubuh burung itu sendiri," jelasnya.
Sebab, walaupun bulu burung terbuat dari keratin, mempunyai kelenjar minyak yang melindungi bulu dari air serta tersusun secara rapat, Tri berkata, burung akan mengalami stres dan kedinginan, apabila tidak segera tertangani dengan cepat dengan mengeringkan bulunya bisa berakibat kematian.
(Kompas.com Penulis Kontributor Kompas TV Cirebon, Muhamad Syahri Romdhon, Ellyvon Pranita | Editor David Oliver Purba, Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.