Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Mengapa Harga Emas Kerap Naik Turun

Kompas.com - 15/09/2021, 16:51 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Emas merupakan salah satu instrumen investasi yang banyak dipilih oleh masyarakat.

Salah satu penyebabnya yakni emas dianggap lebih aman bagi kebanyakan orang yang ingin memiliki investasi tetapi tidak mau mengambil risiko.

Kendati demikian, harga emas di pasaran sangatlah dinamis, kerap naik turun, tidak tentu.

Baca juga: Indonesia Masuk 10 Negara Produsen Emas Terbesar, Berapa Banyak Emas yang Tersisa di Bumi?

Lantas, apa yang menjadi penyebab harga emas kerap naik dan turun setiap waktunya?

Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan mengungkapkan, harga emas Indonesia bergantung dari harga emas internasional dan nilai tukar.

"Biasanya harga emas internasional tergantung dari kebijakan moneter AS. Kalau kebijakan moneter longgar, suku bunga rendah dalam waktu cukup panjang, maka harga emas naik," ujar Anthony saat dihubungi Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, jika kondisi ekonomi lemah, maka harga emas naik.

Hal inilah yang menurut orang-orang merupakan tindakan yang tepat untuk alternatif saving.

Baca juga: Emas Cenderung Naik Saat Terjadi Ketidakpastian Ekonomi, Mengapa?

Anthony menambahkan, dalam setahun harga emas mengalami kenaikan sebesar 26,9 persen.

Mengenai turunnya harga emas, Anthony mengatakan, kondisi ini merupakan penyesuaian permintaan saja.

"Kalau ekonomi membaik, investor akan mengalihkan ke investasi lainnya yang sudah murah, mengharapkan kenaikan harga akan lebih tinggi dari emas yang sudah stagnan," katanya lagi.

Baca juga: Kenali, Ini 3 Ciri Investasi Bodong dan Cara Menghindarinya

Penyebab nak turunnya emas

Seorang pegawai menunjukkan kepingan emas di sebuah toko perhiasan di Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (28/7/2020).ANTARA FOTO/FB ANGGORO Seorang pegawai menunjukkan kepingan emas di sebuah toko perhiasan di Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (28/7/2020).

Sementara itu, mengutip pemberitaan Kompas.com, 12 Juni 2021, naik turunnya emas dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:

1. Ketidakpastian kondisi global

Berbagai kejadian yang terjadi di sekeliling kita, seperti politik, ekonomi, krisis, resesi, atau perang merupakan salah satu pemicu naik dan turunnya harga emas.

Krisis ekonomi pada 1998 silam serta pandemi virus corona membuat harga emas naik turun secara signifikan.

2. Penawaran dan permintaan emas

Selain faktor kondisi global, hukum penawaran dan permintaan juga berlaku pada emas.

Jika permintaan emas lebih besar ketimbang penawarannya, maka harganya akan naik, sebaliknya, harganya akan turun apabila penawarannya lebih besar daripada permintaannya.

Baca juga: Cara Mengatur Keuangan dan Investasi bagi Pekerja dengan Gaji UMR

3. Kebijakan moneter

Perlu diketahui, harga emas juga dipengaruhi dari kebijakan moneter yang diambil bank sentral Amerika Serikat. Kebijakan yang dimaksud adalah kebijakan menaikkan atau menurunkan suku bunga.

Jika The Fed menurunkan suku bunga, emas berpotensi naik harganya. Pasalnya, dollar menjadi kurang menarik sebagai pilihan investasi dan orang-orang cenderung menempatkan uangnya dalam bentuk emas.

4. Inflasi dan nilai tukar dollar Amerika Serikat

Inflasi diketahui juga menjadi faktor utama yang membuat harga-harga barang semakin naik dan juga berimbas pada harga emas. Semakin tinggi tingkat inflasi maka semakin mahal pula harga emas.

Selain itu, harga emas juga sangat dipengaruhi oleh pergerakan rupiah terhadap dollar AS.

Sebab, harga emas dalam negeri mengacu pada harga emas Internasional yang dikonversi dari dollar AS ke dalam mata uang rupiah.

Apabila nilai tukar rupiah terhada dollar AS melemah, maka harga emas lokal menguat atau tinggi, begitu pula sebaliknya.

Baca juga: Bappebti, Investasi Saham, dan Pemblokiran 1.191 Situs Pialang Berjangka Ilegal...

Kerugian bagi pembeli emas

Ilustrasi emasShuterstock Ilustrasi emas

Di sisi lain, perencana keuangan Advisors Alliance Group Andy Nugroho menyampaikan, penurunan harga emas berdampak kerugian bagi mereka yang baru saja membeli emas.

"Mereka membeli beberapa bulan yang lalu, karena harganya kembali seperti saat mereka membeli dulu, bahkan kalau dibandingkan dengan harga buyback Antam tentu bisa merugi," ujar Andy saat dihubungi terpisah, Rabu (14/10/2020).

Menurutnya, dampak yang kentara yakni pada orang-orang yang awalnya hendak investasi di emas akan jadi berpikir ulang.

Baca juga: Demi Masa Depan, Lebih Baik Menabung atau Investasi?

Andy menjelaskan, mereka yang beralih investasi di emas ini dimungkinkan mengalihkan investasinya ke pasar modal, seperti pasar saham atau reksadana.

"Selain reksadana, mereka akan investasi ke papar aset seperti obligasi ritel ataupun SBN untuk mendapatkan return yang lebih terjamin," kata dia.

Menilik turunnya harga emas, Andy mengungkapkan bahwa hal ini disebabkan dari anjloknya harga emas secara global.

"Penyebab dari anjloknya harga emas sendiri secara global disebabkan oleh sentimentil positif berita, mulai ditemukannya vaksin untuk mencegah Covid di beberapa negara, termasuk di Indonesia," lanjut dia.

Baca juga: Deretan Kasus Penipuan Berkedok Investasi, dari MeMiles hingga Swissindo

Selain itu, adanya optimisme atas kebijakan federal reserve AS yang menurunkan suku bunga hingga 2023.

Terkait mereka yang sudah terlanjur membeli emas, Andy menyarankan untuk tidak terburu-buru menjual kembali emas, apalagi jika mereka tidak begitu membutuhkan uang tunai dalam jangka pendek.

"Lebih baik ditahan dulu saja sampai paling tidak 1-3 tahun ke depan sebagai bentuk investasi janhka menengah-panjang. Karena walaupun saat ini harganya turun, namun tidak menutup kemungkinan harganya akan merambat naik perlahan," imbuh dia.

Baca juga: Investasi Vs Menabung, Mana yang Cocok bagi Milenial dengan Gaji Pas-pasan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com