Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Magnitudo 6,1 di Sangihe Sulut Tak Berpotensi Tsunami, Berikut Analisis BMKG

Kompas.com - 27/08/2021, 19:45 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Gempa Bumi berkekuatan magnitudo 6,1 yang kemudian diperbarui menjadi magnitudo 5,8 mengguncang Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Jumat (27/8/2021) pukul 17.22 WIB.

Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), episenter gempa terletak pada koordinat 5,75 derajat Lintang Utara, 125,34 derajat Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di daratan Filipina pada jarak 238 km arah barat laut Tahuna-Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara dengan kedalaman 43 km.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Sangihe Bagian Utara,” ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Stiyo Prayitno saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/8/2021).

Baca juga: Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?

Bambang mengatakan, dari hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki pergerakan naik mendatar (oblique thrust fault).

Adapun gempa bumi di Indonesia dirasakan di Tahuna, Sulawesi Utara dengan intensitas skala III MMI di mana getaran dirasakan nyata di dalam rumah terasa seakan truk berlalu.

Hingga pukul 19.00 WIB, berdasarkan monitoring BMKG terjadi 2 kali gempa susulan (aftershock) dengan magnitudo 4,4 dan 3,1.

Baca juga: Berkaca dari Gempa Ambon, Ini yang Harus Dilakukan Ketika Terjadi Gempa Bumi

Tidak berpotensi tsunami

Ilustrasi tsunamiShutterstock Ilustrasi tsunami

Berdasarkan hasil permodelan, gempa bumi di Sangihe Sulut tersebut tidak berpotensi tsunami.

“Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” katanya lagi.

Pihaknya juga mengingatkan agar masyarakat terdampak menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah," imbuhnya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa Bumi Terjang Mentawai, Ratusan Orang Meninggal

Bambang juga mengingatkan agar masyarakat mendapatkan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disampaikan melalui:

  • Instagram/Twitter: @infoBMKG
  • Website: http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id
  • Telegram channel: https://t.me/InaTEWS_BMKG
  • Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg

Terpisah Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menyebut, gempa yang terjadi di Filipina itu dirasakan cukup kuat hingga menyebabkan warga keluar rumah.

"Guncangan gempa ini dirasakan di daerah Glan, Sarangani, Cotabato Selatan, Mindanao, Filipina cukup kuat mencapai skala intensitas V-VI MMI," ujar Daryono, Jumat (27/8/2021).

Baca juga: Mengenali Tanda Tsunami dan Cara Menyelamatkan Diri

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Antisipasi Gempa Bumi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Tren
Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Tren
5 Penyebab Anjing Menggonggong Berlebihan dan Cara Mengatasinya

5 Penyebab Anjing Menggonggong Berlebihan dan Cara Mengatasinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com