Dikutip dari laman CDC, penyakit Ebola atau Ebola Virus Disease adalah penyakit langka dan mematikan yang menyerang manusia maupun primata.
Virus tersebut menyebar di wilayah Sub-Sahara Afrika.
Manusia bisa tertular penyakit Ebola dari kontak langsung dengan binatang terinfeksi (kelelawar atau primata) atau melakukan kontak langsung dengan seseorang yang terinfeksi virus Ebola.
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah menyetujui penggunaan vaksin Ebola rVSV-ZEBOV yang memiliki nama dagang Ervebo untuk mencegah seseorang terinfeksi penyakit ini.
FDA meyakini vaksin tersebut melindungi seseorang dari virus Ebola jenis Zaire Ebolavirus.
*Ebola* outbreak in Abidjan, Cote d'Ivoire
— Amy Maxmen, PhD (@amymaxmen) August 14, 2021
-First outbreak since 1994
-Nearby Guinea's Ebola outbreak ended June19
-No connection btwn Guinea's outbreak & this, confirmed yet
-Abidjan is a major transport hub in the region
-WHO shipping 5000 Ebola vaccines https://t.co/wVzrDxRTOp
Baca juga: Wabah Virus Ebola di Kongo Capai 100 Kasus, 43 Meninggal Dunia
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka kematian penyakit Ebola berada di kisaran 50 persen, tepatnya antara 25 hingga 90 persen.
Ebola adalah virus biang infeksi yang menyebabkan pendarahan parah, kegagalan organ, dan berdampak fatal apabila tidak ditangani dengan tepat.
Ebola sendiri bisa disebabkan oleh sejumlah virus Ebola yakni:
Dari jenis virus tersebut yang bisa menyebabkan sakit pada manusia adalah Ebola, Sudan, Tai Forest, dan Bundibugyo virus.
Sementara itu, Reston virus menyebabkan Ebola pada primata dan babi namun tak menyerang manusia.
Sebelumnya Bombali virus pertama kali diidentifikasi pada kelelawar tahun 2018 dan para peneliti belum mengetahui apakah ini akan menyebabkan penularan pada manusia.
Baca juga: Kongo Kembali Umumkan Munculnya Kasus Kematian akibat Virus Ebola