Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Infeksi Virus Marburg dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 15/08/2021, 22:06 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Lembaga kesehatan dunia, WHO memperingatkan adanya virus Marburg yang dianggap menular dan memiliki gejala yang mirip dengan demam berdarah. Tak hanya itu, risiko kematian akibat virus Marburg juga mencapai hampir 88 persen.

Informasi yang tertulis dalam laman resmi WHO, virus Marburg berasal dari famili yang sama dengan virus Ebola.

Menurut dugaan, virus Marburg pertama kali mewabah pada tahun 1967 di Marburg dan Frankfurt, Jerman, dan di Beograd, Serbia.

Wabah ini disebut terkait dengan pekerjaan laboratorium yang menggunakan monyet hijau Afrika (Cercopithecus aethiops) asal Uganda.

Virus ini bisa menular ke manusia karena kontak yang terlalu lama dengan tambang atau gua yang dihuni oleh koloni kelelawar Rousettus.

Virus Marburg dapat menular dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan darah, sekresi, organ, dan cairan tubuh lain dari orang yang telah terpapar.

Baca juga: 8 Cara Alami Meredakan Mual dan Muntah Gejala Covid-19

Gejala infeksi virus Marburg

Gejala awal infeksi virus Marburg adalah demam tinggi, sakit kepala parah, dan malaise parah.

Seseorang yang terinfeksi juga dapat mengalami diare kronis, kram perut, kemudian pada hari ketiga setelah infeksi dapat juga muncul mual dan muntah.

Diare yang dialami juga bisa bertahan selama seminggu. Pada fase ini, mata orang yang terinfeksi tampak cekung, tak memiliki ekspresi, dan mengalami kelesuan yang ekstrem.

Selain itu, ruam tanpa gatal pun dapat muncul pada pasien yang telah terinfeksi selama dua hingga tujuh hari setelah timbul gejala.

Gejala berat pun dapat muncul setelah tujuh hari infeksi, seperti pendarahan pada hidung, gusi, hingga vagina.

Pada fase yang parah, pasien mengalami demam tinggi. Virus tersebut juga memengaruhi sistem saraf pusat yang mengakibatkan kebingungan, lekas marah, dan agresi.

Baca juga: Harimau Ragunan Positif Covid-19, Ini Gejala Covid-19 pada Hewan

Pada hari ke 15 setelah terinfeksi, pasien juga bisa mengalami orchitis atau radang testis.

Dalam kasus yang fatal, kematian biasanya terjadi antara hari kedelapan dan sembilan setelah awal terjadinya penyakit, biasanya didahului dengan kehilangan darah yang parah serta syok.

Cara mengatasi infeksi virus Marburg

Belum ada pengobatan yang terbukti dapat mengatasi infeksi virus Marburg. Akan tetapi, berbagai perawatan potensial termasuk produk darah, terapi kekebalan, dan terapi obat saat ini mulai dievaluasi.

Orang yang terinfeksi dapat bertahan setelah melakukan perawatan melalui rehidrasi dengan cairan oral atau intravena dan pengobatan gejala spesifik.

Hingga saat ini, masih sulit untuk membedakan secara klinis penyakit virus Marburg (MVD) dari penyakit menular lainnya, seperti malaria, demam tifoid, shigellosis, meningitis, dan demam berdarah.

Infeksi virus Marburg bisa dideteksi dengan melakukan serangkaian tes berikut ini:

Baca juga: Jangan Remehkan, Ini Perbedaan Flu Biasa dengan Gejala Covid-19

- Antibodi terkait enzim immunosorbent assay (ELISA);

- Tes deteksi antigen;

- Tes netralisasi serum;

- Uji reaksi berantai polimerase transkriptase balik (RT-PCR); dan

- Isolasi virus dengan kultur sel.

(Editor: Ariska Puspita Anggraini)

Sumber: KOMPAS.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Tren
Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Tren
Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN]  Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

Tren
PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

Tren
Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Tren
Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Tren
Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Tren
Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Tren
Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Tren
Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Tren
Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Tren
Mengenal Mepamit dan Dharma Suaka, Upacara Jelang Pernikahan yang Dilakukan Rizky Febian-Mahalini

Mengenal Mepamit dan Dharma Suaka, Upacara Jelang Pernikahan yang Dilakukan Rizky Febian-Mahalini

Tren
Apa Perbedaan antara CPU dan GPU Komputer? Berikut Penjelasannya

Apa Perbedaan antara CPU dan GPU Komputer? Berikut Penjelasannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com