Sejarah orizuru berawal dari kisah seorang gadis yang terkena radiasi di Hiroshima bernama Sadako Sasaki.
Sadako Sasaki lahir di Hiroshima pada tahun 1943 selama Perang Dunia Kedua. Ketika dia berusia dua tahun, bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan dia terkena dampak radiasi.
Sadako tumbuh sebagai gadis aktif yang pandai olahraga. Dia belajar di Sekolah Dasar Kota Noboricho di Kota Hiroshima.
Suatu hari, sekitar sepuluh tahun setelah dia terkena paparan radiasi, Sadako didiagnosis menderita leukemia.
Baca juga: Seni Origami: Pengertian dan Sejarah
Sejak saat itu, ia pun dirawat di rumah sakit. Selama di rumah sakit, Sadako menerima sebuah orizuru. Ia pun mulai melipat bangau kertasnya sendiri, menggunakan jenis kertas apa pun yang bisa dia temukan.
Bahkan, ketika kertas yang ia punya sangat kecil sehingga terlalu sulit untuk dilipat dengan tangan, dia menggunakan jarum.
Satu per satu, dia melipat orizuru dengan harapan bisa bertahan hidup. Ia percaya bahwa ketika sudah melipat seribu bangau kertas, maka dia akan sembuh total. Meski doanya tidak dijawab, dan setelah delapan bulan berjuang untuk hidupnya, dia meninggal di rumah sakit.
Sejak saat itu, orizuru menjadi simbol perdamaian.
Kisah nyata Sadako ini pun dikenang melalui Monumen Perdamaian Anak-Anak di Taman Peringatan Perdamaian Hiroshima.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.