Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Konjen Jepang di AS Bikin Origami Burung Bangau Selama 355 Hari, Doakan Kesehatan Semua Orang

KOMPAS.com - Orang Jepang meyakini, dengan melipat seribu burung bangau kertas atau orizuru maka permohonan akan terkabul.

Inilah yang dilakukan oleh Hisao Inagaki, seorang konsul jenderal Kementerian Luar Negeri Jepang di Seatlle, Amerika Serikat selama setahun belakangan.

Ia melipat origami burung bangau atau orizuru, satu hari satu kali sejak 22 Agustus 2020.

Aktivitasnya itu ia unggah di akun Instagramnya @hisaoinagaki dalam bentuk video.

Mendoakan semua orang

Dengan melipat seribu burung bangau, Inagaki berharap atas kesehatan dan kedamaian semua orang.

"Halo semuanya, nama saya Hisao Inagaki. Hari ini, saya baru saja tiba di Seattle sebagai Konsul Jenderal Jepang di Seattle. Ini adalah kunjungan pertama saya di Seattle. Saya sangat bersemangat tentang hari-hari mendatang. Berdoa untuk kesehatan dan kedamaian semua orang. Saya telah melipat bangau," kata Inagaki dalam video pertamanya.

Setiap hari, ia membuat video dengan format dan kata-kata serupa selama hampir satu tahun.

Tampilan Instagramnya pun penuh dengan wajah Inagaki dengan ekspresi sama. Hanya baju dan latarnya saja yang berubah.

Dia bergabung dengan Kementerian Luar Negeri Jepang pada tahun 1985 dan sempat menempati tiga pos lainnya di AS. Inagaki ditempatkan di Seattle mulai Agustus 2020, tepat di hari pertama ia mengunggah video Instagramnya.

Konsulat Seattle melayani sekitar 18.000 penduduk Jepang dan membantu mempromosikan ikatan bisnis.

Hari ini, Rabu (11/8/2021) merupakan hari ke-355 bagi Inagaki bekerja di Seattle. Ia pun telah membuat 355 origami burung bangau.

Ada satu hari di mana Inagaki tidak mengunggah videonya, tepatnya pada 3 Maret 2021.

"Saya mengalami error di Instagram," kata Inagaki di Instagramnya.

Rutinitas Inagaki ini pun menarik perhatian warganet di Twitter. Akun @MattCKnight mengenalkan akun Instagram Inagaki di Twitter.

Hingga Rabu (11/8/2021), ada sekitar 423 orang meretweetnya dan 1,5 ribu orang menyukai unggahannya di Twitter. Jumlah yang jauh lebih banyak dibanding follower Inagaki di Instagram.

Pada Olimpiade Tokyo 2020 lalu, ada kampanye untuk beramai-ramai membuat orizuru demi mempromosikan dunia yang bebas dari perang dan konflik, yang disebut juga "Gencatan Senjata Olimpiade".

Mengutip laman resmi Olimpiade, Gencatan Senjata Olimpiade atau ekecheira merupakan tradisi Yunani kuno di mana semua konflik berhenti selama periode gencatan senjata.

Untuk mencapai dunia tanpa konflik, Majelis Umum PBB mengeluarkan resolusi yang mendesak negara-negara anggota untuk mematuhi Gencatan Senjata Olimpiade selama Olimpiade dan Paralimpiade

Gencatan Senjata Olimpiade dimulai sejak pelaksanaan Olimpiade di Lillehammer pada 1994.

Adapun tradisi melipat orizuru ini ada sejak Era Heian (periode sekitar 400 tahun, ketika ibu kota Jepang didirikan di Kyoto).

Seiring berjalannya waktu, orang Jepang mulai menjadikan bangau kertas sebagai mengungkapkan doa, kebahagiaan atau keberuntungan.


Sejarah Orizuru

Sejarah orizuru berawal dari kisah seorang gadis yang terkena radiasi di Hiroshima bernama Sadako Sasaki.

Sadako Sasaki lahir di Hiroshima pada tahun 1943 selama Perang Dunia Kedua. Ketika dia berusia dua tahun, bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan dia terkena dampak radiasi.

Sadako tumbuh sebagai gadis aktif yang pandai olahraga. Dia belajar di Sekolah Dasar Kota Noboricho di Kota Hiroshima.

Suatu hari, sekitar sepuluh tahun setelah dia terkena paparan radiasi, Sadako didiagnosis menderita leukemia.

Sejak saat itu, ia pun dirawat di rumah sakit. Selama di rumah sakit, Sadako menerima sebuah orizuru. Ia pun mulai melipat bangau kertasnya sendiri, menggunakan jenis kertas apa pun yang bisa dia temukan.

Bahkan, ketika kertas yang ia punya sangat kecil sehingga terlalu sulit untuk dilipat dengan tangan, dia menggunakan jarum.

Satu per satu, dia melipat orizuru dengan harapan bisa bertahan hidup. Ia percaya bahwa ketika sudah melipat seribu bangau kertas, maka dia akan sembuh total. Meski doanya tidak dijawab, dan setelah delapan bulan berjuang untuk hidupnya, dia meninggal di rumah sakit.

Sejak saat itu, orizuru menjadi simbol perdamaian.

Kisah nyata Sadako ini pun dikenang melalui Monumen Perdamaian Anak-Anak di Taman Peringatan Perdamaian Hiroshima.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/08/11/203000665/konjen-jepang-di-as-bikin-origami-burung-bangau-selama-355-hari-doakan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke