Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Satwa yang Hidup Kembali Setelah Dinyatakan Punah

Kompas.com - 08/08/2021, 12:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada banyak faktor penyebab hewan punah, di antaranya adalah perubahan iklim dan hilangnya habitat.

Berdasarkan catatan Sciencemag, sebanyak lebih dari 300 jenis mamalia, burung, reptil, dan amfibi telah lenyap sejak tahun 1500 hingga 2016.

Kendati demikian, ada sejumlah hewan yang hidup kembali, meski sebelumnya dinyatakan punah. Berikut daftarnya:

1. Bunglon Chapman

Bunglon kerdil Chapman yang mendiami hutan hujan dataran rendah Perbukitan Malawi ditemukan kembali setelah sebelumnya dianggap punah pada 2014.

Dengan panjang hanya 5,5 sentimeter, bunglon Chapman pertama kali diidentifikasi oleh penulis Colin Tilbury pada 1992 sebagai salah satu bunglon paling langka di dunia.

"Yang pertama kami temukan di zona transisi di tepi hutan, di mana ada beberapa pohon tetapi kebanyakan tanaman jagung dan singkong," kata pemimpin penelitian di Leslie Hill, Krystal Tolley, dikutip dari CNN.

Risiko kepunahan bunglon jauh lebih tinggi daripada rata-rata 15 persen untuk ordo reptil, dengan 34 persen spesies bunglon diklasifikasikan sebagai terancam dan 18 persen hampir terancam.

Baca juga: Selain Udang Asal Sulawesi, Ini 5 Hewan di Indonesia yang Terancam Punah

2. Tikus Djoongari

Seekor tikus yang diperkirakan telah punah lebih dari 150 tahun yang lalu telah ditemukan hidup di sebuah pulau di lepas pantai Australia Barat.

Tikus yang pernah ditemukan dari barat daya Australia Barat hingga New South Wales itu terakhir terlihat pada 1857.

Pengenalan spesies invasif, pembukaan lahan pertanian dan penyakit baru menghancurkan spesies asli.

"Penemuan spesies ini membawa kabar baik dalam menghadapi tingkat kepunahan hewan pengerat asli yang sangat tinggi dan merupakan 41 persen kepunahan mamalia Australia sejak penjajahan Eropa pada 1788," kata ahli biologi evolusi Australian National University Emily Roycroft, dikutip dari CNN.

"Sangat menarik bahwa tikus ini masih ada, tetapi menghilangnya dari daratan menyoroti betapa cepatnya spesies ini berubah dan hanya bertahan di pulau-pulau lepas pantai di Australia Barat. Ini adalah keruntuhan populasi yang sangat besar," sambungnya.

Baca juga: Tips Mencari Kucing yang Hilang atau Kabur dari Rumah

3. Tarsius kerdil

Tarsius kercil merupakan primata nocturnal yang ditemukan di Sulawesi Tengah dengan berat hanya dua ons.

Hewan ini sudah dinyatakan punah di awal abad XX, karena penampakannya sudah tak lagi pernah dideteksi oleh manusia.

Namun pada ekspedisi 2008, primata mungil ini terlihat kembali oleh mata manusia dan kembali meramaikan hutan liar Sulawesi.

Baca juga: Bagaimana Cara Gajah Tidur?

4. Kadal Voeltzkow

Kadal ini adalah satwa endemik Madagaskar yang terakhir dilihat pada 1893 dalam penjelasan Oskar Boettger.

Sejak saat itu, kadal voektzkow tak lagi terlihat selama bertahun-tahun.

Baru di akhir 2020, tepat 127 tahun setelah dinyatakan punah, kadal ini ditemukan kembali oleh ilmuwan dari Munich University dan University of Antananarivo, Madagaskar.

Spesies yang terlihat pada 2020 adalah seekor betina dengan warna kulit berwarna-warni.

Baca juga: Mengapa Semut Selalu Berjalan dengan Cara Berbaris?

5. Hiu Goblin

Hiu yang hidup di laut dalam ini pernah dinyatakan punah karena tak lagi terlihat selama bertahun-tahun.

Namun hiu ini tiba-tiba muncul kembali dan diyakini masih memiliki habitat yang riuh di laut dalam.

Hiu goblin diyakini hidup 1300 meter di bawah permukaan air laut. Namun di malam hari, ia akan naik ke permukaan untuk mencari makan.

Sebagai informasi, hiu goblin merupakan spesies bumi yang diperkirakan pernah hidup satu masa dengan para dinosaurus.

Baca juga: Diserang Hiu Saat Berenang di Laut, Bagaimana Cara Selamatkan Diri?

6. Kura-kura Fernandina

Kura-kura raksasa fernandina terakhir terlihat oleh manusia pada 1906. Habitatnya pun tak lagi bisa ditemukan dan dilacak.

Tepat satu abad setelahnya, kura-kura Fernandina ditemukan kembali di Pulau Galapagos, Ekuador.

Ekspedisi 2019 yang dilakukan oleh Giant Tortoise Restoration Initiative menemukan seekor kura-kura betina yang hidup sendirian yang diperkirakan sudah berusia lebih dari 100 tahun.

Setelah dilakukan penelitian lanjutan, spesies kura-kura raksasa ini ternyata tak hidup sendirian dan memiliki habitat tersendiri.

Baca juga: Ada 100 Plastik dalam Perutnya, Bayi Kura-kura Ini Mati Kelaparan

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Harimau Sumatera Terancam Punah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com