KOMPAS.com - Warganet ramai memperbincangkan kiriman video TikTok mengenai perjuangan seorang kakek mendapatkan vaksinasi. Adalah Muhammad Syafaruddin (67), warga Jalan Kerung-kerung, Makassar, Sulawesi Selatan yang rela mengayuh sepeda belasan kilometer meski sempat ditakut-takuti risiko vaksin Covid-19.
Syafaruddin mendapat sorotan lantaran dalam video tersebut, ia tampak berdiri kebingungan. Hari itu, Rabu (28/7/2021) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar bekerja sama Yayasan Kalla Grup mengadakan vaksinasi massal di Nipah Mall.
Selama 5 jam, ia terdiam sembari memikirkan bagaimana caranya mendapatkan antrean. Matanya terus memperhatikan situasi di sekitar, namun dengan sabar ia berdiri sendirian di luar antrean peserta lainnya.
Lalu gerak-geriknya terekam kamera salah seorang dokter yang bertugas mendokumentasikan kegiatan, Helmiyadi Kuswardhana. Helmiyadi
Video Syafruddin yang diunggah Helmiyadi di media sosial pun langsung viral dan telah ditonton sebanyak 4 juta kali.
Baca juga: Ramai soal Vaksinasi Dosis Ketiga, Siapa yang Berhak Menerimanya?
Sehari-hari, Syafaruddin bekerja sebagai kuli angkat galon isi ulang dan cuci motor. Berbekal sepeda angin pemberian majikannya, ia berangkat dari rumahnya setiap pukul 07.00 Wita ke Jalan Hertasning, Makassar.
Hari itu, setiba di tempat kerjanya, ia mendapatkan info dari majikannya bahwa di salah satu pusat perbelanjaan di Jalan Perintis Kemerdekaan sedang digelar vaksinasi massal secara gratis.
Mendengar informasi tersebut, ia pun bergegas mengayuh sepedanya sejauh 15 kilometer dan tiba pada pukul 09.15 Wita. Sayangnya, vaksinasi massal hanya diperuntukkan bagi yang telah mendaftar secara online.
Syafaruddin yang tak punya ponsel lalu kebingungan, sehingga hanya mampu mematung dan mengamati antrean orang-orang di sana. Baru pukul 14.00 Wita, Helmiyadi melihat keberadaannya yang tak biasa; berdiri di luar barisan.
Ketika Helmiyadi menanyakan maksud kedatangannya, barulah Syafaruddin mengungkapkan niatnya ingin mengikuti vaksinasi. Ia pun melanjutkan pertanyaannya, apakah sudah mendaftar secara online.
Syafaruddin pun menjawab dengan gamblang bahwa dirinya tidak mempunyai handphone dan tidak tahu caranya mendaftar secara online. Helmiyadi pun mengarahkan Syafaruddin untuk ikut vaksinasi, meski mendaftarnya secara offline.
Helmiyadi lalu mengarahkan Syafaruddin ke salah satu meja vaksinator untuk diperiksa terlebih dahulu.
Baca juga: [POPULER TREN] Cara Download Sertifikat Vaksin | Video Viral Kakek Gowes 15 Km untuk Ikut Vaksinasi
"Sebenarnya kemarin bapak ini tidak bisa ikut vaksinasi karena syarat pendaftaran harus melalui online, tapi setelah rapat kecil-kecilan, kami pun putuskan bapak ini ikut vaksinasi," ujar dr Helmiyadi kepada Kompas.com, Kamis (29/7/2021).
Setelah melalui beberapa tahapan pemeriksaan, Syafaruddin pun akhirnya dinyatakan layak dan berhasil divaksin tahap pertama. Setelah divaksin, Syafaruddin sangat senang dan bahagia.
"Dia akhirnya berhasil divaksin dan dalam kondisi sehat hingga sekarang tanpa ada efek samping yang dialaminya,” tuturnya.
Pandemi ini diakui Syafaruddin sangat menyulitkan kehidupannya sebagai rakyat berpenghasilan minim. Meski demikian, kakek ini tetap bersyukur masih mampu mempertahankan asap dapur rumahnya tetap mengepul.
"Kalau pendapatan sehari-hari tergantung berapa banyak motor yang saya cuci di tempat kerja dan kadang dapat Rp 20.000 sampai Rp 25.000 per hari," ucapnya.
Meski begitu, kakek yang memiliki tujuh cucu ini menilai vaksinasi tetap penting. Sayangnya, teman-temannya sering menyebarkan cerita miring soal vaksin Covid-19 hingga keraguan sempat menghinggapi benaknya.
"Banyak yang takut-takuti saya katanya nanti sakit setelah vaksin," ujarnya saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Kamis (29/7/2021).
Namun, setelah mendapat suntikan vaksin, Syafaruddin semakin menyadari bahwa perkataan teman-temannya hanya isapan jempol belaka.
Baca juga: Cerita di Balik Video Viral Kakek Kayuh Sepeda 15 Kilometer agar Bisa Vaksin Covid-19
Syafaruddin pun berpesan kepada masyarakat lain agar mau divaksin. "Saya sarankan kepada masyarakat agar ikut vaksinasi karena tidak ada efek apa-apa, bahkan saya sudah tua begini malah tambah bugar," katanya.
Ia menambahkan, dirinya tak mengalami gejala usai menjalani vaksinasi meski seharian tidak makan. "Waktu ikut vaksinasi sebenarnya saya belum makan sejak pagi sampai malam, nanti kembali ke rumah baru makan bersama istri dan anak-anak," ujarnya.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Abdul Haq, Hendra Cipto|Editor: Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.