Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puncak Hujan Meteor Alfa Capricornid Juli 2021 dan Cara Menyaksikannya

Kompas.com - 26/07/2021, 12:28 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) menyampaikan bahwa ada dua hujan meteor yang akan berlangsung pada Juli 2021.

Adapun dua hujan meteor itu adalah Alfa Capricornid dan Delta Aquarid.

Peneliti Pusat Sains dan Antariksa (Pusainsa) Lapan, Andi Pangerang mengatakan, Indonesia juga berkesempatan menyaksikan fenomena astronomi ini.

"Puncak dari kedua hujan meteor ini terjadi pada 28 Juli 2021 pukul 10.00 WIB/11.00 WITA/12.00 WIT," ujar Andi kepada Kompas.com baru-baru ini.

Namun, Andi menjelaskan bahwa hujan meteor baru bisa disaksikan pukul 19.45 WIB/WITA/WIT dari arah Timur-Tenggara sampai 29 Juli 2021 pukul 05.30 WIB/WITA/WIT dari arah Barat-Barat Daya.

"Jadi, menyesuaikan dengan waktu terbitnya titik radian untuk masing-masing zona waktu," lanjut dia.

Baca juga: Apa yang Akan Terjadi ketika Matahari Mati? Ini Penjelasan Lapan

Hujan meteor Alfa Capricornid

Asal mula penamaan fenomena hujan meteor Alfa Capricornid berdasarkan titik radian yang terletak di bintang Alfa Capricorni (Algedi) konstelasi Capricornus.

Menurut Andi, hujan meteor Alfa Capricornid sudah aktif sejak 3 tahun lalu dan berakhir pada 15 Agustus 2021.

"Hujan metepr Alfa Capricornid terbentuk dari sisa komet 169P/NEAT," kata dia.

Selain itu, intensitas maksimum hujan meteor Alfa Capricornid yakni 5 meteor per jam.

Sebagai tambahan, kelajuan komet Capricornid sebesar 86.400 km/jam.

Baca juga: 9 Komet yang Akan Melintas pada 2021, Apa Saja?

Hujan meteor Delta Aquarid

Foto hujan meteor Geminid di Portland, Oregon, Amerika Serikat yang diambil oleh Thomas W Earle dikutip situs web Universe Today, Rabu (23/12/2015).http://www.universetoday.com/116641/dont-miss-the-geminids-this-weekend-best-meteor-shower-of-the-year/ Foto hujan meteor Geminid di Portland, Oregon, Amerika Serikat yang diambil oleh Thomas W Earle dikutip situs web Universe Today, Rabu (23/12/2015).

Sementara, penamaan hujan meteor Delta Aquarid berdasarkan titik radian yang terletak di bintang Delta Aquarii (Skat) konstelasi Aquarius.

Terkait pembentukannya, hujan meteor Delta Aquarid diduga terbentuk dari sisa debu komet 96P/Machhloz.

"Delta Aquarid aktif mulai 12 Juli hingga 23 Agustus dan ketampakan terbaik saat sebelum fajar astronomis (sekitar pukul 03.00-04.00 WIB/WITA/WIT)," kata Andi.

Lebih lanjut, intensitas maksimum hujan meteor Delta Aquarid untuk Indonesia sekitar 14-15 meteor per jam dengan kelajuan mencapai 147.600 km/jam.

Baca juga: Fenomena Matahari Berada di Atas Kabah 15 Juli dan Cara Menentukan Arah Kiblat

Cara melihat hujan meteor

Bagi masyarakat Indonesia yang ingin menyaksikan fenomena langit ini, Andi mengatakan, bisa melihat tanpa alat bantu optik apa pun.

"Tanpa bantuan alat optik, tapi dengan kondisi cuaca yang cerah tanpa halangan apa pun di sekitar medan pandang," kata dia.

Ia mengimbau, masyarakat yang melihat diharapkan bersabar untuk menantikan kedua hujan meteor ini, mengingat intensitas yang relatif sedikit.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Satelit Terbesar Saturnus Titan Ditemukan

Ilustrasi hujan meteor Eta AquaridsEarthsky Ilustrasi hujan meteor Eta Aquarids

Meski begitu, masyarakat dapat mengabadikannya menggunakan kamera baik DSLR maupun ponsel selama mendukung moda bukaan panjang (long exposure).

Untuk waktu pengamatan, Andi mengatakan, hujan meteor memang optimal diamati pada waktu berikut:

  • Sebelum tengah malam, di mana Bulan masih memasuki fase Sabit Awal
  • Setelah malam saat Bulan sudah memasuki fase Sabit Akhir

Baca juga: Bisa Diamati di Seluruh Indonesia, Catat Jadwal Saksikan Komet Neowise

Tak hanya memperhatikan waktu, lamanya waktu pemotretan juga akan memengaruhi kualitas hasil gambar yang diperoleh.

"Cahaya bulan dapat mengganggu pengamatan kedua hujan meteor ini," ujar Andi.

Oleh karena itu, masyarakat tidak dapat menyaksikan maupun mengabadikan kedua hujan meteor jika intensitas maksimum secara optimal dikarenakan saat puncak hujan meteor masih memasuki fase Bulan Susut (Benjol Akhir).

Baca juga: Cara Sederhana Membuat Kacamata Matahari untuk Melihat Gerhana

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com