KOMPAS.com - Sekitar sepertiga dari 100 juta warga Vietnam saat ini harus tinggal di rumah karena sejumlah provinsi di bawah penguncian Covid-19 pada Senin (19/7/2021).
Penguncian tersebut dilakukan setelah hampir 6.000 kasus infeksi Covid-19 dalam sehari, rekor tertinggi sejak awal pandemi.
Warga di ibu kota Hanoi juga diminta untuk tetap di rumah, semua toko dan layanan tak penting juga harus ditutup.
Baca juga: Khawatir Lonjakan Covid-19 di Vietnam, Hanoi Perketat Pembatasan
Selain itu, pemerintah Vietnam juga melarang pertemuan lebih dari lima orang di tempat umum.
Warga pun mengakui keputusan pembatasan tersebut datang secara tiba-tiba.
"Perintah dari otoritas Hanoi datang begitu tiba-tiba, tapi saya sepenuhnya setuju dengan itu," kata warga bernama Nguyen Thanh Van, dikutip AFP.
"Kami lebih suka mereka turun dengan keras untuk menghindari skenario serupa dengan Kota Ho Chi Minh. Kami menang dalam pertempuran sebelumnya, tapi ini lebih sulit," kata Nguyen lagi.
Pusat bisnis Kota Ho Chi Minh yang menjadi tempat sebagian besar infeksi telah dicatat, provinsi Binh Duong, dan Dong Nai telah dikunci selama lebih dari seminggu.
Kendati demikian, kasus infeksi terus meningkat. Sebagai tanggapan, pemerintah memerintahkan 16 provinsi lagi untuk dikunci mulai Senin.
Setelah berhasil menahan wabah virus corona tahun lalu, Vietnam telah melihat lonjakan kasus sejak akhir April, dengan pusat episentrum di wilayah selatan.
Di Kota Ho Chi Minh, pihak berwenang telah membangun beberapa rumah sakit darurat yang dapat menampung ribuan pasien.
Baca juga: Faskes Kota Terbesar Vietnam di Ambang Kolaps akibat Covid-19 Memburuk