Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Kim Jong Un Diberi Gelar Tertinggi dalam Militer Korea Utara

Kompas.com - 18/07/2021, 09:45 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 9 tahun lalu, tepatnya 18 Juli 2012, Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, diberi gelar tertinggi dalam dunia militer dengan pangkat marsekal.

Pada hari itu, Kim Jong Un resmi menjadi pemimpin tertinggi untuk 1,2 juta tentara Korea Utara.

"Sebuah keputusan telah dibuat untuk memberikan gelar Marsekal DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea) kepada Kim Jong-un, panglima tertinggi Tentara Rakyat Korea," demikian pernyataan agensi berita Pemerintah Korea Utara, KCNA, dilansir dari BBC, 18 Juli 2012.

Keputusan itu dibuat bersama oleh Komite Pusat dan Komisi Militer Pusat Partai Buruh Korea, Komisi Pertahanan Nasional DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea) dan Presidium Majelis Rakyat Tertinggi DPR Korut.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa dan Tsunami Pangandaran, 668 Tewas

Mengutip DW, 18 Juli 2012, sebelumnya Kim Jong-un memecat kepala militer  Ri Yong-ho dengan alasan kesehatan dan mempromosikan seorang jenderal yang kurang dikenal, Hyon Yong Choi, menjadi wakil marsekal.

"Dengan Hyon dianugerahi gelar wakil marsekal, Jong-Un tampaknya membutuhkan pangkat militer baru yang lebih tinggi sebagai panglima tertinggi militer," kata Cheong Seong Chang, analis dari Sejong Institute, Korea Selatan.

Gelar ini menjadikan Jong-un sebagai orang dengan kekuatan tertinggi di Korea Utara, baik dalam pemerintahan maupun militer.

Gelar ini melengkapi kendalinya atas Korea Utara. 

Semua ini didapatkan Kom Jong Un pada usianya yang terbilang masih muda, 29 tahun.

Di Korea Utara, militer tidak hanya memainkan peran utama dalam kehidupan politik negara, tetapi juga dalam pengambilan keputusan di bidang ekonomi.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kecelakaan Pesawat Menewaskan Anak Presiden AS

Gelar tertinggi di dunia militer ini sebelumnya dipegang oleh ayah Jong Un, Kim Jong-il, dan sang kakek yang merupakan pendiri negara, Kim Il-sung, ketika mereka menjabat sebagai pemimpin tertinggi Korea Utara.

Setelah mangkat, keduanya kini dianugerahi gelar Marsekal Agung.

Otomatis, tidak ada lagi yang menyandang gelar Marsekal hingga akhirnya gelar tersebut diberikan kepada Kim Jong-un.

Jong-un diangkat menjadi Presiden Korea Utara pada Desember 2011, setelah kematian ayahnya, Kim Jong-il di bulan yang sama akibat serangan jantung.

Kemampuan memimpinnya sempat diragukan, karena usianga yang masih terbilang sangat muda.

Namun, kapabilitasnya mulai diakui ketika ia berani mengeksekusi pamannya sendiri, Jang Song Thaek, atas tuduhan makar.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gunung Lokon di Sulawesi Utara Meletus Hebat, 10.000 Warga Mengungsi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Tren
Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Tren
Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Tren
Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Tren
Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Tren
Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com