Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Hujan Meteor Perseid Juli-Agustus, Begini Cara Menyaksikannya

Kompas.com - 16/07/2021, 12:00 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, kita telah menyaksikan beragam fenomena astronomi menarik seperti Strawberry Supermoon, Gerhana Bulan Total, dan peristiwa Aphelion.

Saat ini, kejadian langit yang sedang berlangsung yakni hujan meteor Perseid.

Dilansir dari situs NASA, Perseid merupakan salah satu hujan meteor yang paling banyak dan terjadi pada malam hari di saat musim panas.

Karena terjadi pada saat musim panas, membuat fenomena astronomi ini mudah disaksikan oleh masyarakat.

Diketahui, pada hujan meteor Perseid sekitar 50-100 meteor terlihat per jam.

Adapun hujan meteor Perseid berasal dari komet 109P/Swift-Tuttle.

Baca juga: Malam Ini Puncak Hujan Meteor Bootid, Begini Cara Menyaksikannya!

Waktu

Peristiwa hujan meteor Perseid mulai berlangsung aktif mulai periode 14 Juli 2021 sampai 24 Agustus 2021.

Menurut NASA, puncak hujan meteor terjadi pada pertengahan Agustus, memuncak di tahun ini pada tanggal 11, 12, dan 13 Agustus 2021.

Perseid yang mencapai puncaknya pada pertengahan Agustus dianggap sebagai hujan meteor terbaik tahun ini.

Sebab, meteor akan bergerak sangat cepat dan terang, bahkan masih ada secercah cahata dan warna yang panjang saat mereka melesat melintasi atmosfer bumi.

Diketahui, hujan meteor Perseid melesat dengan kecepatan sekitar 37 mil per detik.

Pemandangan bola api

Selain itu, Perseid juga dikenal dengan bola apinya.

Bola api atau fire ball adalah ledakan cahaya dan warna yang lebih besar yang dapat bertahan lebih lama dari rata-rata meteor.

Dikutip dari CBS News, (12/7/2021), meteor Perseid adalah sisa partikel komet dan potongan-potongan asteroid yang pecah, tampak memancar dari konstelasi Perseus.

Konstelasi bukanlah sumber sebenarnya dari meteor, sehingga masyarakat yang menyaksikan tidak perlu menentukan lokasi yang tepat untuk melihat bintang jatuh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com