Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPR Minta Prioritas ICU, Pengamat: Jelas Tak Pantas dan Tidak Etis

Kompas.com - 15/07/2021, 19:02 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Baca juga: KOMPAS.com - Partai Amanat Nasional (PAN) kembali menjadi sorotan publik setelah salah satu politisinya memberikan pernyataan yang dianggap mengutamakan pejabat.

Anggota Komisi IX yang juga Ketua Fraksi PAN Saleh Daulay sebelumnya meminta agar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyiapkan fasilitas kesehatan dalam menghadapi skenario terburuk Covid-19.

Ia menyatakan tak mau lagi mendengar kabar adanya anggota DPR tidak mendapat ICU.

"Kalau nanti terus naik tentu perlu persiapan yang cukup matang, saya tidak mau lagi misalnya mendengar ada anggota DPR yang tidak mendapat tempat di ICU seperti yang dialami oleh anggota Fraksi PAN saudaraku John Siffy Mirin, anggota DPR dari Papua," kata Saleh dalam rapat dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Selasa (13/7/2021).

Politisi PAN: Saya Tak Mau Dengar Lagi Ada Anggota DPR Tak Dapat ICU 

Tepatkah permintaan seperti ini?

Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, mengatakan, usulan itu sangat tidak etis di tengah situasi krisis akibat pandemi Covid-19.

"Tentu usulan ini jelas tidak pantas dan tidak etis, karena kita sedang dalam kondisi pandemi, di mana harusnya semua masyarakat mendapat pelayanan sama," kata Trubus kepada Kompas.com, Kamis (15/7/2021).

Menurut dia, permintaan tersebut juga menunjukkan kurangnya sense of cirisis di tubuh DPR dan lebih mementingkan sesuatu yang sifatnya privilege.

Padahal, hal itu bertentangan dengan UUD 1945 Pasal 28(H) ayat 1 yang menyebutkan masyarakat berhak atas layanan kesehatan yang sama.

Tribus mengungkapkan, pemerintah seharusnya belajar dari Thailand yang menghapus sistem kelas dalam pelayanan kesehatan.

"Kita bisa melihat di Thailand, di sana tidak ada kelas 1, 2, 3, di sana semua rata sama. Harusnya kita mencontoh ke sana, tidak ada lagi istilahnya minta dibuatkan rumah sakit khusus pejabat, minta ICU," jelas dia.

Baca juga: Klarifikasi Pernyataan Soal ICU untuk Anggota DPR, Politisi PAN: Tidak Ada Maksud Mengutamakan Pejabat

Daripada meminta ICU dan rumah sakit khusus, Trubus berharap agar anggota DPR membantu konstituennya dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Sebab, banyak masyarakat di daerah kini kesulitan mendapat obat, layanan kesehatan, dan sarana prasarana untuk isolasi mandiri.

Trubus mengatakan, kinerja DPR di masa pandemi Covid-19 belum maksimal dan jauh dari harapan.

Bahkan, tak ada kontribusi langsung yang dilakukan DPR.

Saat PPKM Darurat, DPR seharusnya lebih memberikan fungsinya, misalnya dengan mengizinkan gedungnya untuk dijadikan tempat isolasi mandiri.

"Jadi menurut saya kekurangan yang perlu ditingkatkan adalah kesadaran mereka bahwa ini situasi pandemi, extra ordinary, harus segera melakukan penanganan yang tepat," ujar Trubus.

"Daerah-daerah itu dihadapkan oleh soal anggaran maupun infrastruktur dan SDM. Mereka seharusnya mengusahakan soal anggaran paling tidak, agar bisa menerapkan ppkm darurat secara optimal," lanjut dia.

Trubus berharap agar DPR memberi kontribusi yang besar sebagai representasi rakyat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com