Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Berita Gembira bagi Kaum Lansia

Kompas.com - 09/07/2021, 12:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sampai sekarang otak saya bukan makin mengerti namun malah makin tidak mengerti apa sebenarnya yang disebut sebagai kuantum.

Juga saya tidak kunjung mengerti apa sebenarnya yang disebut sebagai string theory apalagi superstring theory.

Atau otak saya juga belum berhasil memecahkan misteri yang menyelubungi pertanyaan mana yang duluan antara ayam dan telur.

Atau otak saya juga masih bingung kenapa minus dikali minus sama dengan plus atau kenapa akar minus 1 di kalkulator sama dengan error.

Atau kenapa agama harus dipertentangkan dengan sains.

Otak saya juga belum paham kenapa Gus Dur tega menyamakan DPR dengan Taman Kanak-Kanak padahal anak-anak masih polos, jujur dan tidak korup.

Atau otak saya masih gagal paham kenapa demokrasi yang dengan susah payah dihadirkan di persada Indonesia oleh para pejuang Orde Reformasi kok jadinya seperti sekarang ini.

Atau kenapa dana Jiwasraya mendadak lenyap.

Atau kenapa rakyat miskin digusur atas nama pembangunan infra struktur padahal Presiden Jokowi tidak membenarkan penggusuran rakyat miskin.

Atau kenapa tes Corona harus bayar sehingga rakyat miskin tidak mampu membayarnya.

Atau kenapa pekerja asing berduyun-duyun dipersilakan bekerja di Indonesia sementara banyak pekerja Indonesia tidak punya lapangan kerja.

Atau kenapa para petugas KPK diwajibkan tes wawasan kebangsaan. Jika memang ingin disingkirkan kenapa tidak langsung dipecat secara sepihak saja agar lebih hemat enerji, hemat waktu dan hemat biaya.

Segenap atau-atau itu merupakan bukti bahwa pada hakikatnya otak saya makin lansia alih-alih makin plastis ternyata malah makin dungu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com