Sama seperti bentuk sandwich yang berlapis, generasi ini terhimpit di antara 2 tanggung jawab keuangan sekaligus.
Pertama, tanggung jawab secara finansial untuk mengurusi anak-anak atau keluarganya sendiri.
Kedua, tanggung jawab untuk mengurusi orangtua mereka.
Tak heran generasi ini disebut lebih rentan stres karena multi peran dan banyaknya tekanan, antara lain adalah masalah keuangan, kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan rumah tangga.
Baca juga: Ramai soal BCA Prioritas, Bagaimana Syarat Daftar dan Apa Saja Keistimewaannya?
Andy menyampaikan, untuk merencanakan keuangannya, para generasi sandwich memang mungkin saat ini belum bisa keluar sepenuhnya dari himpitan tersebut.
Sebab, bagaimanapun mereka tidak bisa mengubah kondisi orangtuanya.
Namun, mereka akan bisa mengeluarkan anak/generasi berikutnya dari himpitan tersebut.
"Maka yang harus dilakukan saat ini adalah mulai mengalokasikan penghasilannya selain untuk kebutuhan sehari-hari, tapi juga disisihkan sebagai dana pensiun," ujar Andy.
Tindakan ini dilakukan guna mereka tidak akan tergantung secara finansial pada anak mereka.
Generasi sandwich juga sebaiknya memahami bahwa gaya hidup mereka saat ini mungkin berbeda dengan orangtua mereka.
"Saat ini lebih banyak tawaran penjualan sesuatu produk yang membuat kita akan lebih banyak membelanjakan uang kita dibandingkan dengan masa orangtua mereka dulu," ujar Andy.
"Ditambah dengan prosentase kenaikan gaji yang tidak sebanding dengan inflasi yang terjadi, mereka sebaiknya lebih berhati-hati dengan uang mereka," lanjut dia.
Baca juga: Ramai Video Matahari Terbit dari Utara, Ini Penjelasan BMKG dan Lapan
Kemudian, ada pertanyaan di umur sekian belum memiliki rumah, Andy menyampaikan, menurutnya tidak ada acuan baku usia ideal seseorang untuk bisa memiliki rumah sendiri.
Sebab, hal ini sangat bergantung pada situasi dan kondisi tiap orang, terutama dari kesiapan finansial.
Apalagi kadang ada juga beberapa orang yang cenderung enggan untuk punya rumah sendiri dan pilih untuk mengontrak/sewa dengan pertimbangan.
Misalnya, masalah biaya maintenance atau lokasi pekerjaan yang berpindah-pindah kota.
"Meskipun bagus untuk punya rumah sendiri, bagi generasi orangtua para generasi sandwich ini sebaiknya juga memahami bahwa kondisi anak-anak mereka saat ini lebih berat untuk bisa punya rumah sendiri, selain karena harga properti yang prosentase kenaikannya tidak sebanding dengan kenaikan gaji anak-anak mereka," ujar Andy.
Para orangtua juga harus paham bahwa harga barang-barang kebutuhan lain juga lebih mahal karena inflasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.