Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Menjunjung Tinggi Warisan Kearifan Leluhur

Kompas.com - 18/06/2021, 10:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

17 JUNI 2021 sebagai awal musim tanam padi skala penuh, Kincir Air Hishino mulai resmi difungsikan kembali di Kota Asakura, Fukuoka, Jepang. Peristiwa teknologi tradisional Jepang tersebut merupakan lambang kebangkitan kota Asakura.

Jepang

Upacara resmi sengaja diselenggarakan demi merayakan kincir air mulai difungsikan kembali serta ditanggapi dengan sorak sorai masyarakat setempat yang sudah lama menunggu peristiwa bermakna peradaban tersebut.

Kincir air kuno tersebut membawa air dari Sungai Chikugo, yang diambil di Bendungan Yamada sekitar 2 km, dari saluran irigasi ke sawah.

Tiga Kincir Air Hishino di Kota Asakura, Prefektur Fukuoka, telah ditetapkan sebagai situs bersejarah nasional yang telah beroperasi selama sekitar 230 tahun lalu sempat rusak tak bisa beroperasi sejak tahun 2017 akibat terlanda bencana banjir yang ternyata tidak hanya terjadi di kota Jakarta saja.

Indonesia

Kebetulan saya dibesarkan di keluarga Suprana yang mendirikan perusahaan Jamu Jago pada tahun 1918 maka menghormati warisan kearifan leluhur sudah mendarah-daging di jiwaraga keluarga Suprana termasuk saya.

Sudah lama saya merasa prihatin menyimak gejala psiko kultural bangsa Indonesia akibat terhanyut di dalam gelombang globalisasi malu dianggap tidak modern maka sangat kurang menghormati warisan luluhur bangsa Indonesia yang dahulu disebut sebagai Nusantara.

Sebagian (tidak semua) warga Indonesia masa kini lebih menghormati bahkan mengagumi kebudayaan asing ketimbang kebudayaan bangsa sendiri maka lebih bangga makan hamburger ketimbang perkedel, Kentucky Fried Chicken ketimbang Ayam Goreng Mbok Berek, menggemari K-Pop ketimbang Koes Ploes, jazz ketimbang dangdut, Dior ketimbang Irwan Tirta, Cole Porter ketimbang Ismail Marzuki, mengagumi Dante ketimbang Sutan Takdir Alisyahbana, Plato ketimbang Driyarkara, Von Braun ketimbang Habibie, mejeng pakai sepatu bermerek asing ketimbang buatan Cibaduyut padahal produk asing yang dibanggakan itu dibuat oleh warga Cibaduyut di Cibaduyut.

Baca juga: Seruan Jokowi soal Benci Produk Luar Negeri yang Berujung Kontroversi

Kebanggaan Nasional

Seharusnya bangsa Indonesia bukan malu namun bangga atas mahakarsa dan mahakarya kebudayaan bangsa Indonesia sendiri seperti bangsa Jepang yang tergolong bangsa paling maju di planet bumi abad XXI ini bukan malu namun bangga atas mahakarsa dan mahakarya warisan kearifan leluhur bangsa Jepang sendiri.

Pengejawantahan Semangat Kebanggaan Nasional yang terbukti nyata pada kisah nyata para kincir angin di Fukuoka yang memantapkan keyakinan saya bahwa masih begitu banyak warisan kearifan leluhur bangsa Indonesia dalam bidang pertanian, ekonomi, politik, kesenian, ilmu pengetahuan alam, kesehatan, filsafat serta segenap aspek kebudayaan bahkan peradaban tak lekang dimakan zaman yang siap digali untuk didayagunakan sebagai bekal bukan hanya bangsa Indonesia namun segenap umat manusia dalam menempuh perjalanan peradaban ke masa depan yang lebih baik ketimbang masa kini. Merdeka!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

Tren
Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com