KOMPAS.com - Pertandingan Euro 2020 antara timnas Hongaria vs Portugal dipadati oleh puluhan ribu penonton.
Stadion Puskas Arena, Budapest, Hongaria, tempat laga pembukaan grup F itu digelar, tampak hampir penuh suporter kedua tim.
Pemandangan stadion yang penuh penonton mungkin jarang terlihat selama pandemi Covid-19, kenapa hal itu bisa terjadi?
Baca juga: Aturan Lengkap SE Menag soal Pembatasan Kegiatan Keagamaan di Zona Merah
Di tengah pandemi Covid-19, turnamen Euro 2020 digelar dengan penerapan protokol kesehatan ketat, salah satunya pembatasan jumlah penonton yang boleh hadir di stadion.
Namun, pembatasan jumlah penonton seperti tidak berlaku di Stadion Puskas Arena, yang berkapasitas 67.215 penonton.
Dalam laga itu, Portugal menundukkan Hongaria dengan skor 3-0. Gol kemenangan Portugal dicetak oleh Raphael Guerreiro (84) dan Cristiano Ronaldo (87), (90+2).
I love this. Football is the best sport in the world. Scenes from Puskas Arena in Budapest. We have missed seeing a full stadium pic.twitter.com/91n80IaupA
— Elijah Kyama ???????? (@ElijahKyama) June 15, 2021
Lantas, mengapa Hongaria bisa menyelenggarakan turnamen tanpa batasan jumlah penonton di stadion?
Melansir Independent, Selasa (15/6/2021), antusiasme fans sepak bola Hongaria menyaksikan Euro 2020 langsung di stadion, dapat terwujud berkat percepatan program vaksinasi yang digulirkan di negara itu.
Cakupan vaksinasi yang luas, membuat asosiasi sepak bola Hongaria mengizinkan stadion Puskas Arena diisi maksimal, untuk memfasilitasi fans yang ingin menyaksikan laga pembuka grup F antara Hongaria vs Portugal.
Sekitar 5,3 juta warga Hongaria dari total populasi 9,8 juta jiwa, diperkirakan telah menerima vaksin Covid-19, sebelum kick-off turnamen Euro 2020 dimulai pada 11 Mei 2021.
Tingginya cakupan vaksinasi itu, disebabkan oleh keputusan berani dari Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban, yang menentang aturan Uni Eropa, dengan menggunakan vaksin Rusia serta China untuk mempercepat program vaksinasi Hongaria.
Dalam sebuah kesempatan, Orban mengklaim bahwa vaksin ibarat "rompi antipeluru".
Baca juga: [HOAKS] KTT G7 di Inggris Tidak Menerapkan Protokol Kesehatan Covid-19
Go Hungarians, hajrá magyarok! In Budapest, thousands of football fans are marching from the Heroes' Square to the Puskás Aréna, where Hungary plays against Portugal tonight. #HUNPOR #EURO2020
— Nótin Tamás (@tamasnotin) June 15, 2021
(Photos: MTI) pic.twitter.com/Pi09OLI3OO
Sebelum gelaran Euro 2020 dimulai, Orban juga telah melonggarkan pembatasan sosial, bagi warga Hongaria yang telah divaksin.
Mereka yang telah divaksin diizinkan menghadiri pertemuan dalam ruangan, makan di restoran, serta mengunjungi gedung pertunjukan dan bioskop.
Sementara, warga Hongaria yang ingin menyaksikan pertandingan di Puskas Arena, diminta untuk mendapatkan gelang identitas, yang akan menjadi bukti bahwa mereka telah divaksin.
Sementara itu, fans dari negara lain yang ingin menyaksikan langsung pertandingan, diwajibkan menunjukkan hasil tes negatif Covid-19, yang diambil 72 jam sebelum pertandingan dimulai.
Melansir AFP, Selasa (15/6/2021) fans Hongaria dan Portugal antusias menyambut tidak adanya pembatasan jumlah penonton di stadion Puskas Arena.
"Saya tidak sabar untuk kembali ke dalam stadion yang penuh, kami senang bisa kembali setelah lebih dari dua tahun," kata Bence (24) seorang fans Hongaria kepada AFP, sebelum menuju ke stadion.
"Kami akan menciptakan suasana yang akan membuat kaki para pemain Portugal gemetar," ujarnya, sebelum berangkat dengan ribuan ultras lainnya dalam pawai terorganisir.
"Kami senang pertandingan ini penuh, dan kami adalah satu-satunya yang melakukannya di Euro," kata fans lainnya, Rajmund Javori (34).
Baca juga: Viral, Running Text SPBU Bertuliskan Ya Ndak Tahu Kok Tanya Saya, Pertamina: Kena Hack
Lihat postingan ini di Instagram
Sementara itu, Eduardo Lopes (57) salah satu dari beberapa ribu fans Portugal yang berangkat ke Budapest mengatakan, ia sangat merindukan atmosfer pertandingan besar.
Lopes mengatakan, dia tidak terlalu khawatir dengan virus. Meski demikian, dia tetap waspada dan tak lupa membawa masker.
"Secara statistik saya lebih khawatir terhadap sepeda yang mungkin menabrak saya ketika saya menyeberang jalan, daripada tertular virus," kata Lopes.
"Tentu saja kami tidak gila, kami orang biasa, jadi kami juga melakukan tindakan pencegahan," imbuhnya, sambil memperlihatkan masker yang ia bawa.
Putra Lopes, Guilherme (21) mengatakan, ia harus menunjukkan tes PCR negatif di perbatasan.
Akan tetapi, ia menganggap bahwa sedikit "kerepotan" itu sepadan dengan kesempatan hadir langsung di stadion yang dipenuhi penonton, dan mendukung Portugal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.