Di wilayah Indonesia intensitas akan berkurang menjadi 19-20 meteor per jam.
Sebagaimana disampaikan dalam laman resmi Lapan hujan meteor diduga berasal dari debu asteroid Icarus dan komet periodic 96P/Machholz walaupun sumber utama belum diketahui dengan pasti.
fenomena hujan meteor bisa diamati di berbagai wilayah di Indonesia. Adapun waktu terbaik untuk melihatnya adalah dini hari.
"Hujan meteor bisa diamati dari wilayah Indonesia, biasanya dini hari," kata Sungging saat dihubungi Kompas.com, Rabu (2/6/2021).
Ia menyebut fenomena ini bisa diamati memakai mata telanjang tanpa perlu bantuan teleskop.
“Yang penting gelap tanpa polusi cahaya,” ujarnya.
Menariknya hukan meteor Arietid adalah satu-satunya hujan meteor yang bisa disaksikan saat siang hari.
Baca juga: Ramai soal Dugaan Meteor Jatuh di Puncak Gunung Merapi, Ini Kata Ahli
Hujan Meteor Ofikuid adalah hujan meteor yang titik radiannya terletak di konstelasi Ofikuid.
Hujan meteor ini termasuk dalam hujan meteor anthelion di mana titik radiannya berlawanan dengan posisi matahari sekitar 15 derajat sebelah timur dari titik anthelion.
Intensitas maksimum saat zenit hanya 5 meteor per jam.
Hujan meteor tersebut bisa disaksikan dari arah timur-tenggara setelah terbenamnya matahari, berkulminasi sebelum tengah malam di arah selatan dan terbenam di arah barat-barat daya sebelum terbit matahari.
Hujan Meteor Ofiukid dijadwalkan terjadi pada tanggal 19-20 Juni 2021.
Hujan meteor Bootid merupakan hujan meteor yang titik radiannya terletak di konstelasi Bootes.
Hujan meteor ini aktif sejak 22 Juni hingga 2 Juli nanti.
Adapun puncak hujan meteor akan terjadi pada 27 Juni 2021 dengan intensitas bervariasi antara 0-100 meteor per jam saat di zenit.
Baca juga: Lapan Sebut Kilatan Cahaya di Merapi Diduga Terkait Hujan Meteor