Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Setujui Penggunaan Darurat Vaksin Sinovac untuk Anak-anak dan Remaja

Kompas.com - 05/06/2021, 15:25 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - China telah menyetujui penggunaan darurat vaksin Covid-19 Sinovac untuk usia 3-17 tahun.

Hal itu dikonfirmasi oleh Chairman Sinovac Biontech Yin Weidong kepada stasiun TV pemerintah pada Jumat (4/6/2021).

Upaya vaksinasi China yang memberikan 723,5 juta dosis vaksin pada 3 Juni 2021 saat ini hanya terbuka untuk mereka yang berusia 18 tahun ke atas.

Baca juga: WHO Izinkan Penggunaan Darurat Vaksin Sinovac, Apa Artinya?

Melansir Reuters, hasil awal dari uji klinis fase I dan II menunjukkan, vaksin Sinovac dapat memicu respons imun pada peserta berusia 3-17 tahun.

Reaksi yang ditimbulkan sebagian besar bersifat ringan.

Produsen obat yang didukung negara Sinopharm yang memiliki dua suntikan menggunakan teknologi serupa dengan produk Sinovac, juga mengirimkan data untuk izin pada kelompok lebih muda.

Sementara, vaksin dari CanSino Biologics mengadopsi teknik yang berbeda, telah memasuki uji coba fase II dengan melibatkan mereka yang berusia antara 6 sampai 17 tahun.

Menurut Yin, Sinovac juga telah menyelesaikan uji klinis fase II dengan memberikan suntikan dosis booster ketiga setelah menyelesaikan dua suntikan reguler.

Hasilnya, peserta memiliki peningkatan antibodi 10 kali lipat dibandingkan tingkat sebelumnya dalam seminggu dan 20 kali lipat dalam setengah bulan.

Baca juga: UPDATE Virus Corona 2 Juni: 5 Negara dengan Kasus Tertinggi | WHO Setujui Vaksin Sinovac

Kendati demikian, Sinovac masih perlu menyelesaikan pengamatan jangka panjang terkait durasi antibodi sebelum dapat membuat rekomendasi kepada pihak berwenang tentang kapan dosis ketiga harus diberikan.

Seperti diketahui, Sinovac baru saja mendapat persetujuan penggunaan darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 1 Juni 2021.

Persetujuan itu dapat memberikan jaminan bahwa vaksin Sinovac memenuhi standar internasional untuk keamanan, kemanjuran, dan pembuatan.

"Dunia sangat membutuhkan beberapa vaksin Covid-19 untuk mengatasi kesenjangan akses yang sangat besar di seluruh dunia," kata Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Akses ke Produk Kesehatan Dr Mariangela Simao, dikutip dalam laman resmi WHO.

"Kami mendesak produsen untuk berpartisipasi dalam Fasilitas COVAX, berbagi pengetahuan dan data mereka, serta berkontribusi untuk mengendalikan pandemi," lanjut dia.

Dalam kasus vaksin Sinovac, penilaian WHO mencakup inspeksi di tempat fasilitas produksi.

Kelompok Penasihat Strategis WHO untuk Imunisasi (SAGE) juga telah menyelesaikan tinjauannya terhadap vaksin tersebut.

Berdasarkan bukti yang ada, WHO merekomendasikan vaksin Sinovac untuk digunakan pada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas dengan dua dosis dan jarak dua hingga empat minggu.

Hasil efikasi vaksin menunjukkan bahwa Sinovac mencegah penyakit simtomatik pada 51 persen dari mereka yang divaksinasi dan mencegah Covid-19 yang parah dan rawat inap pada 100 persen dari populasi yang diteliti.

Baca juga: Kajian Kemenkes: 2 Dosis Vaksin Sinovac Turunkan Risiko Penularan Covid-19 hingga 94 Persen

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 5 Kriteria Vaksin Covid-19 Sinovac Bisa Mendapat Izin Darurat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com