Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Bumi Berputar Lebih Cepat dan Dampaknya bagi Manusia

Kompas.com - 05/06/2021, 12:38 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Sejumlah ilmuwan menemukan bahwa pada 2021 bumi berputar lebih cepat hingga menyebabkan hari lebih pendek.

Menurut BBC Science Focus Magazine, penyebab bumi berputar lebih cepat masih dalam penelitian mendalam. Namun beberapa ahli menduga bahwa cepatnya bumi berputar karena pencairan gletser selama abad ke-20.

Dugaan lainnya adalah akumulasi air dalam jumlah besar di reservoir belahan bumi.

Para ilmuwan mencatat bahwa selamat 50 tahun terakir, rekor 28 hari tercepat atau terpendek terjadi pada 2020.

Baca juga: Jika Bumi Berputar, Mengapa Benda-benda Tidak Bergerak ke Sana Kemari?

Hal ini karena bumi menyelesaikan rotasi di sekitar porosnya lebih cepat sekian milidetik daripada rata-rata.

Kendati perputaran bumi lebih cepat, namun para ahli menyatakan bahwa fenomena itu hanya bersifat sementara. Bumi akan melambar lagi di masa depan.

Dampak bagi manusia

Bumi berputar lebih cepat sebenarnya tidak akan berdampak bagi kehidupan manusia sehari-hari.

Kendati demikian, kata ahli, fenomena itu akan berdampak pada teknologi, seperti satelit GPS, smartphone, dan jaringan telekomunikasi yang bergantung pada sistem waktu akurat untuk mengukur Waktu Universal Terkoordinasi (UTC) yang digunakan orang dalam mengatur jam.

Live Science, Kamis (7/2/2021) sebagaimana dilansir KompasSains menyatakan, ketika waktu astronomi, yang ditentukan oleh waktu yang dibutuhkan bumi untuk melakukan satu putara penuh, menyimpang dari UTC lebih dari 0,4 detik, maka UTC akan menyesuaikan.

Masalah tersebut biasanya bisa diatasi dengan penambahan satu detik kabisat pada akhir Juni atau Desember, sehingga waktu astronomi dan waktu atom kembali sejajar.

Detik kabisat dipakai karena tren keseluruhan rotasi bumi telah melambar sejak pengukuran satelit yang akurat pada akhir 1960-an dan awal 1970-an.

Baca juga: Ini yang Terjadi Jika Bumi Berputar Ke Arah Berlawanan...

National Institute of Standards and Technology (NIST) menyebutkan, sejak 1972 para ilmuwan telah menambahkan detik kabisat rata-rata setiap setengah tahun.

Penambahan terakhir terjadi pada tahun 2016, ketika pada Malam Tahun Baru pada 23 jam, 59 menit dan 59 detik. Saat inilah tambahan "detik kabisat" ditambahkan.

Karena Bumi mengalami percepatan putaran, para ahli untuk pertama kalinya menyarankan tentang detik kabisat negatif. (Penulis: Gloria Setyvani Putri | Editor: Gloria Setyvani Putri)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Tren
Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

Tren
BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

Tren
Masalah Tiga Tubuh

Masalah Tiga Tubuh

Tren
Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Tren
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Tren
Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Tren
Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com