KOMPAS.com - Sejumlah ilmuwan menemukan bahwa pada 2021 bumi berputar lebih cepat hingga menyebabkan hari lebih pendek.
Menurut BBC Science Focus Magazine, penyebab bumi berputar lebih cepat masih dalam penelitian mendalam. Namun beberapa ahli menduga bahwa cepatnya bumi berputar karena pencairan gletser selama abad ke-20.
Dugaan lainnya adalah akumulasi air dalam jumlah besar di reservoir belahan bumi.
Para ilmuwan mencatat bahwa selamat 50 tahun terakir, rekor 28 hari tercepat atau terpendek terjadi pada 2020.
Baca juga: Jika Bumi Berputar, Mengapa Benda-benda Tidak Bergerak ke Sana Kemari?
Hal ini karena bumi menyelesaikan rotasi di sekitar porosnya lebih cepat sekian milidetik daripada rata-rata.
Kendati perputaran bumi lebih cepat, namun para ahli menyatakan bahwa fenomena itu hanya bersifat sementara. Bumi akan melambar lagi di masa depan.
Bumi berputar lebih cepat sebenarnya tidak akan berdampak bagi kehidupan manusia sehari-hari.
Kendati demikian, kata ahli, fenomena itu akan berdampak pada teknologi, seperti satelit GPS, smartphone, dan jaringan telekomunikasi yang bergantung pada sistem waktu akurat untuk mengukur Waktu Universal Terkoordinasi (UTC) yang digunakan orang dalam mengatur jam.
Live Science, Kamis (7/2/2021) sebagaimana dilansir KompasSains menyatakan, ketika waktu astronomi, yang ditentukan oleh waktu yang dibutuhkan bumi untuk melakukan satu putara penuh, menyimpang dari UTC lebih dari 0,4 detik, maka UTC akan menyesuaikan.
Masalah tersebut biasanya bisa diatasi dengan penambahan satu detik kabisat pada akhir Juni atau Desember, sehingga waktu astronomi dan waktu atom kembali sejajar.
Detik kabisat dipakai karena tren keseluruhan rotasi bumi telah melambar sejak pengukuran satelit yang akurat pada akhir 1960-an dan awal 1970-an.
Baca juga: Ini yang Terjadi Jika Bumi Berputar Ke Arah Berlawanan...
National Institute of Standards and Technology (NIST) menyebutkan, sejak 1972 para ilmuwan telah menambahkan detik kabisat rata-rata setiap setengah tahun.
Penambahan terakhir terjadi pada tahun 2016, ketika pada Malam Tahun Baru pada 23 jam, 59 menit dan 59 detik. Saat inilah tambahan "detik kabisat" ditambahkan.
Karena Bumi mengalami percepatan putaran, para ahli untuk pertama kalinya menyarankan tentang detik kabisat negatif. (Penulis: Gloria Setyvani Putri | Editor: Gloria Setyvani Putri)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.