Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vietnam Temukan Mutasi Gabungan Virus Corona Varian Inggris dan India, Seberapa Bahaya?

Kompas.com - 29/05/2021, 15:00 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Mutasi hibrid bukan hal mustahil

Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, mutasi hibrid seperti yang dilaporkan di Vietnam bukan hal yang mustahil terjadi.

"Sangat mungkin. Itu yang disebut juga rekombinasi. Kejadian rekombinasi ini bukan hal yang baru," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (29/5/2021).

Dicky mengatakan, rekombinasi varian virus corona bukan hal yang mustahil terjadi, apalagi di kawasan-kawasan yang kasus infeksinya tidak terkendali, seperti Amerika Serikat, India, Brasil, dan Indo-China.

"Potensi adanya kejadian rekombinasi dari virus ini ya terjadi. Waktu di Amerika itu antara varian UK (Inggris) sama varian California," ujar Dicky.

Dicky mengatakan, yang disebut dengan mutasi hibrid adalah hasil rekombinasi dari varian yang umumnya memiliki sifat merugikan pada manusia.

"Hybrid mutation ini masih terus ditelusuri, apakah betul-betul bisa menjadi super strain atau hanya rekombinasi saja, tapi ternyata gagal menginfeksi manusia. Ini masih terus diteliti ya. Walaupun dugaan-dugaannya ada," kata Dicky.

Baca juga: Mengenal Varian Mutasi Ganda yang Memicu Lonjakan Covid-19 di India

Bagaimana rekombinasi terjadi?

Dicky mengatakan, secara sederhana, rekombinasi dapat dipahami sebagai perkawinan antara berbagai macam mutasi virus di dalam satu kejadian.

Dia mengatakan, tidak semua rekombinasi menghasilkan varian yang lebih kuat atau merugikan manusia.

Namun potensi munculnya varian yang lebih kuat juga selalu ada.

"Rekombinasi ini bisa menjadi faktor evolusi yang penting. Terutama dalam kaitan dengan perkembangan pandemi Covid-19 ini," kata Dicky.

Dicky mengatakan, pada suatu wilayah dengan pengendalian pandemi buruk, di mana terjadi transmisi komunitas, satu orang bisa terinfeksi lebih dari satu varian.

"Nah, ketika itu terjadi, lebih dari satu varian dan itu menginfeksi satu orang, ya rekombinasi ini bisa terjadi. Sangat bisa. Besar kemungkinan terjadi," kata Dicky.

Baca juga: Vaksin AstraZeneca CTMAV 547 Boleh Digunakan Lagi, Ini Kata Kemenkes

Cara mencegahnya

Dicky mengatakan, kasus-kasus rekombinasi varian virus corona semacam itu telah terjadi, antara lain di Brasil, Amerika Serikat, dan India.

Dia menyebutkan, tidak menutup kemungkinan bahwa hal serupa juga bisa terjadi di Indonesia, yang sejauh ini sudah mendeteksi adanya penularan tiga varian virus corona, yakni dari Inggris, India, dan Afrika Selatan.

"Mencegahnya adalah, apapun itu, kembali ke 3T dan 5M," kata Dicky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Tren
Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Tren
Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Tren
Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com