Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Global 11 Mei 2021: 4.000 Pelaku Mudik Positif Covid-19 | Malaysia Kembali Lockdown Nasional

Kompas.com - 11/05/2021, 08:09 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Mengutip South China Morning Post (10/5/2021), pimpinan WHO untuk Covid-19, Maria Van Verkhove merujuk pada studi awal yang menunjukkan adanya penurunan netralisasi virus setelah vaksinasi.

Inilah yang menjadi dasar pernyataan terkait kecurigaan peningkatan resistensi virus terhadap vaksin.

“Karena itu, kami mengklasifikasikan ini sebagai varian perhatian di tingkat global,” ujar Maria.

Baca juga: Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Terdeteksi di 5 Provinsi, Mana Saja?

3. UEA

Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan akan melarang masuk pelaku perjalanan yang dari 4 negara Asia Selatan meliputi: Banglades, Nepal, Pakistan, dan Sri Lanka.

Larangan tersebut akan efektif berlaku pada Rabu (12/5/2021) pukul 23.59 waktu setempat, sebagaimana diberitakan Khaleej Times (10/5/2021).

Oleh karena itu, warga UEA yang berencana melakukan perjalanan keempat negara tersebut ramai-ramai membatalkannya.

Sementara mereka yang saat ini sudah berada di Banglades, Pakistan, Nepal, dan Sri Lanka diketahui mempercepat rencana kepulangannya ke UEA demi menghindari larangan masuk.

Pihak industri perjalanan mengaku banyak menerima panggilan telepon dari para konsumennya beberapa jam setelah pengumuman itu dikeluarkan oleh Pemerintah.

Baca juga: Ramai soal Masuknya WNA di Tengah Larangan Mudik, Ini Kata Satgas Covid-19

4. Malaysia

Terkait peningkatan kasus Covid-19 di Malaysia beberapa waktu terakhir, negara ini akhirnya memutuskan untuk kembali menerapkan lockdown secara nasional untuk ketiga kalinya.

Keputusan ini diambil mengingat peningkatan kasus di sana disebut telah menguji sistem kesehatan yang dimiliki oleh negara tersebut.

Melansir ABC (10/5/2021) Perdana Menteri Muhyiddin Yassin menyampaikan kebijakan ini akan berlaku hingga 7 Juni mendatang.

"Malaysia menghadapi gelombang ketiga Covid-19 yang dapat memicu krisis nasional," kata Muhyiddin dalam sebuah pernyataan.

Penguncian secara nasional ini membuat perjalanan antar negara bagian tidak dapat dilakukan. Selain itu, seluruh instansi pendidikan juga haris ditutup dan pertemuan-pertemuan sosial tidak diizinkan.

Namun, ia mengatakan sektor ekonomi akan tetap dibiarkan berjalan tanpa memberi keterangan lebih lanjut.

Baca juga: Berikut Sederet Negara yang Kembali Berlakukan Lockdown akibat Lonjakan Kasus Covid-19

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mudik Lokal di Wilayah Aglomerasi Dilarang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com