KOMPAS.com - Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan dasar yang memegang peranan penting dalam kemajuan peradaban dan teknologi umat manusia.
Misalnya saja, mesin pencari Google yang hampir setiah hari digunakan banyak orang. Untuk melakukan pencarian, Google menggunakan konsep matematika yang disebut algoritma.
Dengan algoritma, ketika sebuah kata kunci dicari, maka Google akan secara otomatis menampilkan hasil yang paling relevan dengan kata kunci itu.
Baca juga: Mengenal Ibnu Sina, Pakar Kedokteran Muslim dan Warisannya di Era Modern
Namun dari mana algoritma berasal?
Ternyata konsep algoritma telah diperkenalkan oleh seorang pakar matematika muslim berabad-abad lalu.
Al Khawarizmi, merupakan ilmuan muslim yang mempelopori konsep aljabar, algoritma, dan juga bilangan nol.
Baca juga: Daftar 50 Tokoh Muslim Paling Berpengaruh Dunia 2021
Why are algorithms called algorithms?
????It's thanks to Muslim mathematician Muhammad al-Khwarizmi who was born way back in around AD780.
?????BBC Ideas https://t.co/j7OLPJ8M7U pic.twitter.com/keZUvgv56H
— Islam & Science (@IslamScienceNet) April 24, 2021
Baca juga: Sisi Lain Tri Mumpuni, Ilmuwan sekaligus Ibu yang Menjadi Tokoh Muslim Berpengaruh di Dunia
Al Khawarizmi merupakan salah seorang ilmuan penting dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dunia.
Seperti apa sosoknya?
Lahir di Baghdad
Al Khawarizmi lahir pada tahun 780 Masehi di wilayah Baghdad, Irak dengan nama lengkap Muhammad Ibnu Musa Al Khawarizmi.
Tidak banyak yang diketahui tentang masa kecil ilmuan itu, namun, catatan sejarah mengungkap bahwa ketika dewasa dia bekerja di Bait al-Hikmah, perpustakaan sekaligus pusat kajian keilmuan terbesar yang ada di Baghdad.
Baca juga: Selain Jokowi, Berikut Daftar 50 Tokoh Muslim Berpengaruh di Dunia
Mengutip BBC, 7 Desember 2020, Bait al-Hikmah awalnya dibangun pada akhir abad ke-8 M sebagai perpustakaan pribadi tempat Sultan Harun Al-Rasyid menyimpan koleksinya.
Akan tetapi, 30 tahun setelah didirikan, perpustakaan itu mulai dibuka untuk kalangan akademisi.
Karena koleksi literatur di Bait al-Hikmah yang sangat lengkap dan beragam, banyak ilmuan dari berbagai penjuru dunia datang untuk belajar di sana.
Tidak hanya untuk ilmuan beragama Islam saja, akses Bait al-Hikmah juga dibuka untuk ilmuan beragama Yahudi dan Nasrani.
Di tempat itulah, Al Khawarizmi menuliskan buah-buah pemikirannya, yang turut berkontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan modern.
Baca juga: Mengenal Muhammad Taqi Usmani, Tokoh Muslim Paling Berpengaruh di Dunia
Karya-karya penting Al Khawarizmi
Al Khawarizmi wafat pada tahun 850 M. Namun, karya-karyanya telah membawa perubahan besar, dan masih bisa dirasakan hingga sekarang.
Kontribusi besar Al Khawarizmi antara lain memperkenalkan sistem angka Arab, konsep aljabar, dan juga algoritma.
Melansir Britannica, karya-karya tersebut dia hasilkan ketika bekerja di Bait al-Hikmah, pada saat Baghdad dipimpin oleh Khalifah Al Ma'mun.
Baca juga: Sisi Lain Tri Mumpuni, Ilmuwan sekaligus Ibu yang Menjadi Tokoh Muslim Berpengaruh di Dunia
1. Konsep aljabar
Pada abad XII, karya Al Khwarizmi yang berjudul Al Kitab al mukhtasar fi hisab al-jabr wa'l-muqabala diterjemahkan ke bahasa Latin.
Karya tersebut memuat konsep aljabar. Nama aljabar sendiri diambil dari terjemahan Latin dari buku tersebut, yakni algebra.
Konsep aljabar memukau banyak cendekiawan Latin pada saat itu, karena merupakan sesuatu yang benar-benar baru, namun berhasil memberi solusi atas sejumlah pertanyaan.
Dalam buku tersebut, Al Khawarizmi juga mendeskripsikan penggunaan aljabar untuk keperluan pembagian harta warisan, yang sesuai dengan syariat Islam.
Baca juga: 6 Tokoh Indonesia di Daftar 500 Muslim Berpengaruh 2021
2. Sistem angka Arab
Al Khawarizmi membawa perubahan besar di bidang matematika, setelah karyanya yang memperkenalkan penggunaan sistem angka Arab diterjemahkan ke bahasa Latin.
Sistem tersebut menuliskan angka seperti yang kini digunakan secara luas di era modern, yakni 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 0.
Sebelumnya, para ilmuan menggunakan sistem angka Romawi, seperti I, II, III, IV, V, VII, IX, dan seterusnya untuk menuliskan angka.
Baca juga: Matematika Trending di Twitter, Bagaimana Sejarahnya?
Al Khawarizmi juga memperkenalkan konsep angka 0, sesuatu yang sebelumnya tidak dikenal dalam khazanah matematika Barat.
Namun, karya asli yang memuat konsep tersebut kini sudah tidak ada. Hanya ada salinan berbahasa Latin yang berjudul Algoritmi de numero Indorum.
Kata algoritmi merupakan terjemahan Latin dari nama Al Khawarizmi, yang kemudian juga dipakai sebagai istilah untuk konsep algoritma.
Baca juga: Viral, Video Ibu di Malang Cambuki Anaknya karena Tak Kunjung Paham Saat Diajari Matematika
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.