Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Dunia 3 Mei: 153 Juta Kasus | 3,2 Juta Orang Meninggal Dunia

Kompas.com - 03/05/2021, 10:50 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Hal tersebut dilakukan sebagai langkah penanggulangan terhadap lonjakan kasus baru Covid-19 yang terus terjadi.

Pada Sabtu (1/5/2021) India melaporkan 400.000 kasus infeksi baru hanya dalam sehari.

Baca juga: Varian Virus Corona B.1.617 India Telah Ditemukan di 17 Negara

Malaysia

Melansir CNA, Minggu (2/5/2021) Menteri Kesehatan Malaysia Adham Baba mengatakan, Malaysia telah mendeteksi kasus pertama Covid-19 yang disebabkan varian virus India.

Dia mengatakan, varian virus corona B.1.617 itu terdeteksi pada seorang warga negara India, yang diperiksa saat tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, varian baru tersebut perlu menjadi perhatian, karena ada kemungkinan mutasi virus pada varian itu lebih menular, dan menyebabkan gejala yang lebih parah atau tidak mempan terhadap vaksin.

"Kami meminta masyarakat untuk tetap tenang. Langkah-langkah perlindungan kesehatan masyarakat akan terus diterapkan untuk memutus mata rantai penularan dan menjaga keamanan publik," kata Adham.

Kendati demikian, Adham tidak merinci kapan tepatnya varian tersebut terdeteksi.

Malaysia yang kini tengah menghadapi lonjakan kasus Covid-19, pada 28 April 2021 menutup penerbangan dari dan ke India, serta melarang pelaku perjalanan dari India memasuki Malaysia.

Hal tersebut dilakukan guna mencegah penyebaran varian baru virus corona B.1.617 yang pertama terdeteksi di India.

Inggris

Melansir The Guardian, Senin (3/5/2021), Pemerintah Inggris pada Minggu (2/5/2021) mengumumkan akan mengirimkan 1.000 ventilator tambahan ke India.

Langkah tersebut diambil Inggris untuk membantu sistem kesehatan India yang kini kewalahan menghadapi lonjakan kasus positif Covid-19.

Selama 10 hari berturut-turut, India melaporkan lebih dari 300.000 kasus Covid-19 harian, menyebabkan rumah sakit, kamar jenazah, dan krematorium kewalahan.

Sebelumnya, pemerintah Inggris telah menyetujui pengiriman 600 unit perlengkapan medis, termasuk ventilator dan oksigen konsentrator ke India.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Tren
Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Tren
8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

Tren
4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

Tren
7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

Tren
Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Tren
Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Tren
Mempelajari Bahasa Paus

Mempelajari Bahasa Paus

Tren
7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

Tren
Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Tren
Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Tren
Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Tren
Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Tren
Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Tren
Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com