KOMPAS.com - Hari Malaria Sedunia diperingati setiap tanggal 25 April setiap tahunnya.
Peringatan Hari Malaria sedunia untuk mengingatkan publik akan pentingnya pencegahan dan penanganan penyakit malaria.
Malaria adalah penyakit infeksi menular yang menyebar melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Nyamuk ini membawa parasit Plasmodium yang masuk ke dalam tubuh dan menempati organ hati.
Baca juga: 5 Penyakit Endemik di Indonesia, dari Malaria, DBD hingga TBC
Penyakit ini dikategorikan sebagai endemi yang pencegahan dan penangannya masih terus diupayakan di Indonesia.
Di tengah pandemi Covid-19, bagaimana kondisi penyakit malaria di Indonesia?
Dalam rangka memperingati Hari Malaria Sedunia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggelar pertemuan media untuk menyampaikan kondisi penyakit malaria di Indonesia, pada Jumat (23/4/2021).
Berdasarkan data kasus malaria dari Annual Parasite Incicence (API) selama satu dekade terakhir, kasus infeksi malaria di Indonesia mengalami penurunan.
Hal ini disampaikan oleh direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (P2PTVZ), dr. Drh. Didik Budijanto, M.Kes.
"Sebetulnya tren kita ini menurun. Kalau kita lihat dari 2010 sampai dengan tahun 2020 terakhir kemarin," kata Didik, di siaran YouTube Kemenkes RI, Jumat.
Tercatat, dari data terakhir, pada 2020, angka kasus malaria sebanyak 235.780 kasus. Akan, tetapi, Didik menyampaikan bahwa ada kecenderungan bahwa angka ini stagnan.
"Tetapi kita lihat ada kecenderungan stagnan. Di tahun 2014 sampai dengan tahun 2020 ini," ujar dia.
Baca juga: 25 April Hari Malaria Sedunia, Indonesia Pernah Jadi Eksportir Obatnya ke Afrika
Didik mengatakan, pada tahun 2030, Indonesia ditargetkan bebas malaria.
Untuk mencapainya, penting memperhatikan data kabupaten/kota yang terjangkit malaria.
Jika tidak ada satu pun kasus di kabupaten/kota tersebut, maka statusnya disebut sebagai eliminasi malaria.
"Sampai saat ini, (data dari) tahun 2020, itu kabupaten/kota yang eliminasi ada 318 kabupaten kota dari 514 kabupaten/kota. Ada peningkatan memang," terang Didik.
Ada penambahan eliminasi malaria dari 18 kabupaten/kota. Sementara itu, 23 kabupaten kota lainnya masih dalam status endemis tinggi.
Kabupaten/kota di Provinsi Maluku, Papua dan Papua Barat belum ada yang mencapai eliminasi malaria.
Akan tetapi, di tahun 2021 ini, Provinsi NTT dan Maluku Utara jadi wilayah pertama di timur Indonesia yang kabupaten/kotanya mencapai eliminasi malaria
"Salut ya. Sukses untuk Provinsi NTT, supaya nantinya bisa mempertahankan sampai 2030," ucap Didik.
Baca juga: Ahli Kesehatan China: Obat Anti-Malaria Efektif Mengobati Virus Corona
Merangkum dari pemaparan Didik, ada 5 langkah yang dilakukan untuk mengupayakan pencegahan dan pengendalian malaria.
Upaya tersebut meliputi:
Didik berharap, dengan upaya ini, semakin banyak kabupaten/kota yang mencatatkan eliminasi malaria.
"Tujuan dari pengendalian malaria saat ini adalah kami ingin mencapai masyarakat Indonesia ini bebas dari penularan malaria," kata Didik.
Penanganan malaria di masa pandemi Covid-19 jadi tantangan tersendiri.
Terdapat protokol yang perlu diterapkan dalam menangani malaria di masa pandemi, meliputi:
Adapun pengobatan malaria bagi masyarakat, dilakukan jika tes RTD menunjukkan hasil positif.
Upaya penanganan malaria di masa pandemi juga menuntut petugas lapang menjalani peningkatan kapasitas.
"Salah satu upaya peningkatan kapasitas teman-teman di lapangan, supaya betul-betul bisa membedakan demam ini karena malaria, demam karena DBD, (atau) ternyata demam ini masuk ke Covid-19," jelas Didik.
Baca juga: Berawal dari Wabah Malaria, Ini Sejarah Hari Kesehatan Nasional
Pemerintah menggencarkan program vaksinasi bagi seluruh masyarakat, sesuai prioritas.
Demi mencapai kekebalan kelompok, sebisa mungkin vaksin Covid-19 disuntikkan pada banyak orang.
Didik mengatakan, orang yang pernah menderita malaria boleh mendapat vaksinasi.
Asalkan, orang itu sudah terbukti bebas dari parasit Plasmodium dan memenuhi kriteria vaksinasi.
"Sejauh yang saya pahami, tentu saja penderita malaria yang sudah sembuh, sudah dibuktikan tidak ada lagi parasit di dalam darah, dan itu memenuhi kriteria untuk bisa divaksin covid, maka ya bisa divaksin," terang dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.