Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah India Minta Twitter Hapus Twit yang Kritik Penanganan Covid-19

Kompas.com - 25/04/2021, 13:55 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah India meminta platform media sosial Twitter untuk menghapus lusinan twit yang mengritik penanganan Covid-19 di India.

Beberapa twit di antaranya ditulis oleh anggota parlemen lokal.

India kini berada dalam cengkraman gelombang kedua Covid-19 dengan mencatatkan rekor dunia kasus harian selama tiga hari berturut-turut.

Baca juga: Catatkan Rekor Dunia Kasus Harian Covid-19 Tertinggi, Rumah Sakit di India Kirim SOS

Melansir Reuters, Minggu (25/4/2021), juru bicara Twitter mengatakan, pihaknya telah menahan beberapa twit setelah permintaan pemerintah India.

Menurut Twitter, pemerintah membuat perintah darurat untuk melakukan sensor twit.

Dalam permintaan hukum tertanggal 23 April 2021, ada 21 twit yang disebutkan, di antaranya adalah dari seorang anggota parlemen bernama Revnath Reddy, mantan menteri di negara bagian Benggala Barat bernama Moloy Ghatak, dan pembuat film Avinash Das.

Pemerintah menggunakan Undang-Undang Teknologi Informasi Tahun 2000 dalam permintaannya.

"Saat kami menerima permintaan hukum yang sah, kami meninjaunya berdasarkan Peraturan Twitter dan hukum setempat," kata juru bicara Twitter.

"Jika konten melanggar aturan Twitter, konten tersebut akan dihapus dari layanan. Jika ditetapkan sebagai ilegal di yurisdiksi tertentu, tetapi tidak melanggar Aturan Twitter, kami dapat menahan akses ke konten tersebut hanya di India," lanjut jubir Twitter tersebut.

Baca juga: [KLARIFIKASI] Video Diklaim Korban Covid-19 di India Bergelimpangan di Jalanan

Ia juga mengonfirmasi bahwa Twitter telah memberitahu pemegang akun secara langsung tentang penahanan konten mereka.

Rumah sakit kewalahan

Diketahui, rumah sakit di Delhi telah memperingatkan bahwa mereka berada di titik puncak. Di Holy Family Hospital, unit perawatan intensif penuh dan tidak ada ruang yang tersedia.

"Hampir setiap rumah sakit terancam. Jika oksigen habis, tidak ada kelonggaran bagi banyak pasien," kata Dr Sumit Ray.

"Dalam beberapa menit, mereka akan mati. Anda dapat melihat pasien-pasien ini menggunakan ventilator, mereka membutuhkan oksigen aliran tinggi. Jika oksigen berhenti, kebanyakan dari mereka akan mati," sambungnya.

Rumah sakit lain telah mengeluarkan pesan SOS untuk oksigen yang berkurang hingga 30 menit.

Baca juga: Epidemiolog: Usulan Kemenkes agar WN India Dilarang Masuk Tepat, Harus Segera

Rumah Sakit Moolchand yang memiliki 135 pasien Covid-19 menyebutkan, semua rumah sakit di daerah itu berada dalam situasi yang sama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Tren
Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Tren
Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Tren
Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Tren
UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

Tren
Mantan Juru Kampanye Prabowo-Gibran, Simon Aloysius Jadi Komisaris Utama Pertamina

Mantan Juru Kampanye Prabowo-Gibran, Simon Aloysius Jadi Komisaris Utama Pertamina

Tren
Cara Memilih Sekolah SMP-SMA Jalur Zonasi PPDB Jakarta 2024

Cara Memilih Sekolah SMP-SMA Jalur Zonasi PPDB Jakarta 2024

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Suhu Panas di Surabaya dan Jakarta, Berlangsung sampai Kapan?

BMKG Ungkap Penyebab Suhu Panas di Surabaya dan Jakarta, Berlangsung sampai Kapan?

Tren
Dulu Berseberangan, Apa yang Membuat PDI-P Kini Melirik Anies Baswedan?

Dulu Berseberangan, Apa yang Membuat PDI-P Kini Melirik Anies Baswedan?

Tren
Head to Head Indonesia Vs Filipina, Garuda di Atas Angin

Head to Head Indonesia Vs Filipina, Garuda di Atas Angin

Tren
Kapolda Ahmad Luthfi Segera Jadi Irjen Kemendag, Bagaimana Nasibnya pada Pilkada Jateng 2024?

Kapolda Ahmad Luthfi Segera Jadi Irjen Kemendag, Bagaimana Nasibnya pada Pilkada Jateng 2024?

Tren
Pesawat Austrian Airlines Terjang Badai Es, Bagian Depan sampai Berlubang Besar

Pesawat Austrian Airlines Terjang Badai Es, Bagian Depan sampai Berlubang Besar

Tren
Cara Daftar PPDB Online Jakarta 2024, Pilih Sekolah di ppdb.jakarta.go.id

Cara Daftar PPDB Online Jakarta 2024, Pilih Sekolah di ppdb.jakarta.go.id

Tren
Menteri Kabinet Perang Israel Benny Gantz Mundur, Konflik Berpotensi Semakin Memanas

Menteri Kabinet Perang Israel Benny Gantz Mundur, Konflik Berpotensi Semakin Memanas

Tren
Jadwal Indonesia Vs Filipina 11 Juni 2024, Pukul Berapa?

Jadwal Indonesia Vs Filipina 11 Juni 2024, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com