Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingginya Kasus Kematian Covid-19 India hingga Jenazah Dikremasi Massal

Kompas.com - 23/04/2021, 17:45 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang penduduk Delhi bernama Nitish Kumar terpaksa menyimpan jenazah ibunya di rumah selama hampir dua hari ketika ia kesulitan mencari krematorium.

Ibu Kota India itu kini dibanjiri kematian akibat virus corona saat terjadi lonjakan kasus.

Pada Kamis (22/4/2021), Kumar akhirnya mengkremasi ibunya di fasilitas kremasi massal sementara di sebuah tempat parkir.

"Saya berlari ke sana sini, tetapi setiap krematorium punya alasan, ada yang bilang kehabisan kayu," kata Kumar, dikutip dari Reuters, Jumat (23/4/2021).

Kasus Kumar ternyata hanya satu dari sekian kasus yang menggambarkan gelombang kedua Covid-19 di India.

Baca juga: Varian Virus Corona B1617 Diduga Picu Tsunami Covid-19 di India

Angka kematian meningkat

India melaporkan kasus harian tertinggi di dunia dengan 314.835 kasus pada Kamis.

Gelombang kedua di India kali ini benar-benar menghancurkan infrastruktur kesehatan yang lemah.

Di Delhi saja, rumah sakit kehabisan pasokan oksigen medis, ketika terjadi kenaikan harian mencapai lebih dari 26.000.

Dalam 24 jam terakhir, 306 meninggal dunia, sehingga memenuhi penguburan massal dan krematorium.

Penyedia layanan medis nirlaba, Jitender Singh Shunty mengatakan, hingga Kamis sore, 60 jenazah telah dikremasi di fasilitas darurat di tempat parkir, sementara 15 lainnya masih menunggu.

"Tak seorang pun di Delhi akan pernah menyaksikan pemandangan seperti itu," kata Shunty dengan mata berkaca-kaca.

"Anak-anak yang berusia 5 tahun, 15 tahun, 25 tahun sedang dikremasi. Pengantin baru dikremasi. Sulit untuk menontonnya," sambung dia.

Baca juga: Epidemiolog: Usulan Kemenkes agar WN India Dilarang Masuk Tepat, Harus Segera

Krematorium kewalahan

Tahun lalu, jelas Shunty, jumlah maksimum jenazah yang ia kremasi dalam sehari selama puncak gelombang pertama adalah 18 jenazah dan rata-rata 8-10 per hari.

Pada Selasa (20/4/2021), sebantak 78 jenazah dikremasi di tempatnya.

Sebelum ibunya meninggal, Kumar mengaku kesulitan menemukan tempat di rumah sakit.

"Pemerintah tidak melakukan apa-apa. Hanya kamu yang bisa menyelamatkan keluargamu. Kamu sendirian," ujarnya.

Gelombang kedua India dipicu oleh orang-orang yang lengah, menghadiri pernikahan dan pertemuan sosial.

Dengan penurunan infeksi, lebih sedikit orang yang mau divaksin, sehingga memperlambat upaya vaksinasi yang bertujuan untuk menyuntik 250 juta orang pada akhir Juli.

"Ada perasaan kemenangan. Beberapa merasa kami telah mencapai kekebalan kawanan. Semua orang ingin kembali bekerja. Narasi ini masuk ke banyak telinga yang menerima, dan beberapa suara kehati-hatian tidak diperhatikan," kata Presiden Yayasan Kesehatan Masyarakat India, P Srinath Reddy, dikutip dari BBC, Senin (19/4/2021).

Baca juga: Kasus Covid-19 di India Melonjak Drastis, 6 Negara Batasi Perjalanan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com