Drajat mengatakan, ketika relasi senioritas antara orang tua dan orang muda lebih longgar, maka yang terjadi adalah hubungan yang didasarkan pada kebutuhan.
"Ketika anak menikahi orang tua kemudian dituduh mengincar hartanya saja. Hal sebaliknya juga terjadi, ketika orang tua mengawini anak muda itu hanya mengejar kebutuhan seksual saja," ujar dia.
"Sehingga fenomena-fenomena sugar daddy, di mana ada orang tua berhubungan dengan yang lebih mudah untuk bersenang-senang dan anak pun membutuhkan orang tua untuk memenuhi kebutuhannya, itu kemudian menjadi hal yang tidak bisa dielakkan karena saling membutuhkan," tambah Drajat.
Karena itu, hal yang dibutuhkan dengan adanya perubahan ini adalah penyesuaian diri.
Menurutnya, orang tua harus mengejar ketertinggalan mereka dengan anak muda, sehingga tidak hanya mengandalkan statusnya sebagai "orang tua" yang harus dihormati.
Sementara itu, anak muda pun harus memiliki kemandirian, sehingga tidak bergantung pada orang-orang tua yang lebih mapan dan menyandarkan hidupnya pada mereka.
"Menurut saya adaptasi sosialnya yang lebih penting," pungkas dia.
Baca juga: Ramai Selebgram Nikah Muda, Berapa Batas Minimal Usia Menikah di Indonesia?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.