Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Gempa di Malang dan Selatan Jawa Timur Menurut Catatan BMKG

Kompas.com - 10/04/2021, 20:12 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gempa bumi berkekuatan 6,7 magnitudo mengguncang Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (10/4/2021) pukul 14.05 WIB.

Titik episentrum gempa diketahui berada di laut dengan jarak 96 kilometer selatan Kota Kepanjen, Malang, pada kedalaman 80 kilometer.

Selain di selatan Jawa Timur, gempa itu juga dirasakan di Solo, Yogyakarta, Wonogiri, dan sekitarnya.

Baca juga: Gempa Malang, Ini Analisis dan Rekomendasi BMKG

Berikut sejumlah fakta terkait gempa di Malang dan Selatan Jawa Timur, menurut catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika:

1. Gempa menengah, bukan megathrust

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Daryono mengatakan, gempa tersebut bukan termasuk gempa megathrust, melainkan gempa menengah di Zona Beniof.

Hal itu disebabkan deformasi atau patahan batuan pada lempeng Indo-Australia yang tersubduksi menukik ke bawah Lempeng Eurasia di bawah lepas pantai selatan Malang.

Menurut Daryono, mekanisme sumber gempa ini berupa pergerakan sesar naik (thrust fault).

"Mekanisme sumber sesar naik ini sebenarnya sensitif terhadap potensi tsunami, namun patut disyukuri bahwa gempa ini berada di kedalaman menengah dan dengan magnitudo 6,1," kata Daryono dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (10/4/2021).

2. Dampak gempa

Ia mengatakan, dampak gempa ini mencapai skala intensitas maksimum V-VI MMI (dalam peta tingkat guncangan berwarna kuning) sehingga berpotensi merusak.

Estimasi peta tingkat guncangan BMKG yang dikeluarkan 15 menit setelah gempa cukup akurat dan ternyata benar bahwa gempa ini banyak menimbulkan kerusakan bangunan rumah.

"Gempa ini memiliki spektrum guncangan yang luas yang dirasakan hingga daerah Banjarnegara di barat dan Bali di timur," jelas dia.

Spektrum guncangan yang luas ini, kata Daryono, berkaitan dengan hiposenter gempanya yang cukup dalam.

Baca juga: Gempa Magnitudo 6.7 Berpusat di Malang, Terasa di Sejumlah Wilayah di Jawa

3. Gempa susulan

Hasil monitoring BMKG hingga Sabtu sore menunjukkan adanya 3 kali gempa susulan (aftershock).

Ketiga gempa susulan itu berkekuatan kurang dari magnitudo 4,0 yang tidak berdampak dan tidak dirasakan.

4. Tak memicu aktifnya gunung api

Daryono menjelaskan, gempa selatan Malang ini kemungkinan sangat kecil untuk dapat memicu aktifnya gunung api, kecuali gunung api tersebut memang sedang aktif.

"Jika gunung api sedang tidak aktif maka gempa tektonik akan sulit memengaruhi aktivitas vulkanisme," ujar Daryono.

5. Kerap terjadi gempa

Zona gempa selatan Malang merupakan kawasan aktif gempa dan sering terjadi gempa dirasakan.

Catatan sejarah gempa menunjukkan bahwa gempa selatan Malang ini berdekatan dengan pusat gempa merusak Jawa Timur yang terjadi pada masa lalu, yaitu 1896, 1937, 1962, 1963, dan 1972.

Baca juga: Gempa Malang M 6,7 Dirasakan hingga Yogyakarta, Berdampak ke Merapi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

Tren
BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

Tren
Masalah Tiga Tubuh

Masalah Tiga Tubuh

Tren
Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Tren
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Tren
Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Tren
Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Tren
Aturan Batas Usia Masuk TK, SD, SMP, SMA di PPDB 2024, Simak Syaratnya

Aturan Batas Usia Masuk TK, SD, SMP, SMA di PPDB 2024, Simak Syaratnya

Tren
Membedah Kekuatan Guinea U23, Lawan Indonesia di Perebutan Tiket Terakhir ke Olimpiade Paris

Membedah Kekuatan Guinea U23, Lawan Indonesia di Perebutan Tiket Terakhir ke Olimpiade Paris

Tren
Pria 28 Tahun Ditangkap karena Merampok Rp 60 Juta Menggunakan Gunting

Pria 28 Tahun Ditangkap karena Merampok Rp 60 Juta Menggunakan Gunting

Tren
Siap-siap, Pendaftaran CPNS Dibuka Juni 2024, Kuota 1,2 Juta Formasi

Siap-siap, Pendaftaran CPNS Dibuka Juni 2024, Kuota 1,2 Juta Formasi

Tren
Cara Beli Tiket Go Show KAI, Tarif Naik per 1 Mei 2024

Cara Beli Tiket Go Show KAI, Tarif Naik per 1 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com