Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Aneka Tafsir Data Statistik Corona

Kompas.com - 06/04/2021, 13:36 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BERDASARKAN data statistik Satgas Penanganan Covid-19 pada hari Minggu 4 April 2021, dilaporkan ada 6.731 kasus baru Corona sehingga sejak Maret 2020 sudah ada 1.534.255 kasus Covid-19 di Tanah Air.

Selain itu, dilaporkan ada penambahan pasien sembuh Corona sebanyak 9.663, sehingga hingga ada 1.375.877 pasien Corona yang sembuh.

Sementara itu, dilaporkan juga pada tanggal 34 April 2021, 27 pasien meninggal akibat Covid-19. Total tercatat ada 41.669 pasien Covid-19 yang meninggal. Dilaporkan juga pemerintah memantau kasus suspek Corona sebanyak 62.290. Selain itu, ada 36.490 spesimen terkait Corona yang diperiksa. Kasus Corona telah ditemukan di 34 provinsi pada 510 kabupaten/kota di Indonesia.

Aneka tafsir

Adalah wajar di alam demokrasi yang memperkenankan setiap warga bebas melakukan tafsir masing-masing maka bermunculan aneka tafsir terhadap data statistik.

Bahkan di alam tidak demokratis di mana yang boleh melakukan tafsir hanya mereka yang sedang berkuasa, secara diam-diam masing-masing warga juga memiliki tafsir masing-masing yang beda dari tafsir penguasa.

Pada hakikatnya setiap insan manusia memiliki tafsir masing-masing terhadap data statistik Corona. Ada yang tidak peduli atas kesadaran bahwa data statistik bisa direkayasa pihak tertentu namun ada pula yang peduli terhadap data statistik demi mengambil keputusan tentang bagaimana membawa diri sendiri di tengah kemelut pagebluk Corona.

Ada pula yang membandingkan data statistik dengan apa yang dilihat, didengar, dirasakan diri sendiri pada kenyataan baik yang terindra mau pun tak terindra.

Protokol kesehatan

Secara pribadi yang sampai saat naskah ini ditulis masih syukur alhamdullilah dilindungi Yang Maha Kuasa dari angkara murka virus Corona namun kebetulan memiliki sanak-keluarga dan sahabat sempat terpapar Corona baik yang beruntung sembuh mau pun yang kurang beruntung, saya tetap percaya kepada data statistik yang dibuat orang lain selama saya sendiri belum bisa swasembada bikin sendiri.

Namun di samping percaya data statistik, saya tetap berupaya mematuhi protokol kesehatan sesuai anjuran bahkan peraturan pemerintah yaitu disiplin memakai masker, rajin mencuci tangan dengan sabun sambil menjaga jarak sosial maka tidak menghadiri apalagi menyelenggarakan acara-acara yang menghadirkan kerumunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com