Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Dunia 5 April: 10 Negara Kasus Tertinggi | Korsel Menuju Gelombang 4 Covid-19

Kompas.com - 05/04/2021, 08:59 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Grafik kasus virus corona secara global masih terus mengalami peningkatan.

Hingga Senin (5/4/2021) pagi, berdasarkan data Worldometers, total kasus infeksi virus corona di seluruh dunia telah mencapai 131.887.382 kasus.

Dari jumlah itu, sebanyak 2.865.310 orang meninggal dunia, dan 106.130.170 orang dinyatakan pulih.

Amerika Serikat masih menjadi negara dengan angka kasus tertinggi sampai saat ini.

Baca juga: [HOAKS] Video Tahan Napas untuk Cek Kondisi Paru dari Virus Corona

 

Berikut ini 10 negara dengan jumlah kasus infeksi virus corona terbanyak di dunia:

  • Amerika Serikat: 31.418.498 kasus, 568.764 orang meninggal dunia, dan 23.946.427 orang pulih
  • Brasil: 12.984.956 kasus, 331.433 orang meninggal dunia, dan 11.305.746 orang pulih
  • India: 12.587.920 kasus, 165.132 orang meninggal dunia, dan 11.679.958 orang pulih
  • Perancis: 4.822.470 kasus, 96.678 orang meninggal dunia, dan 299.624 orang pulih
  • Rusia: 4.580.894 kasus, 100.374 orang meninggal dunia, dan 4.204.081 orang pulih
  • Inggris: 4.359.388 kasus, 126.836 orang meninggal dunia, dan 3.901.642 orang pulih
  • Italia: 3.668.264 kasus, 111.030 orang meninggal dunia, dan 2.988.199 orang pulih
  • Turki: 3.487.050 kasus, 32.263 orang meninggal dunia, dan 3.105.350 orang pulih
  • Spanyol: 3.300.965 kasus, 75.698 orang meninggal dunia, dan 3.054.725 orang pulih
  • Jerman: 2.895.631 kasus, 77.557 orang meninggal dunia, dan 2.569.400 orang pulih

Cakupan vaksinasi

Program vaksinasi Covid-19 di berbagai negara telah dimulai, dengan masing-masing negara mencatatkan persentase cakupan vaksinasi yang berbeda-beda.

Israel menjadi negara terdepan dalam hal vaksinasi, dengan capaian 55,6 persen populasi telah menerima dua kali suntikan vaksin.

Berikut capaian vaksinasi setiap negara, berdasarkan data yang dihimpun Our World in Data hingga 3 April 2021:

Perkembangan pandemi

Berikut ini beberapa perkembangan terkait pandemi virus corona di sejumlah negara:

Korea Selatan

Seorang pegawai terlihat memakai masker untuk melindungi diri dari virus corona, saat membersihkan jendela toko sepatu di pusat perbelanjaan Seoul, ibu kota Korea Selatan, pada 12 Juni 2020.AP/AHN YOUNG-JOON Seorang pegawai terlihat memakai masker untuk melindungi diri dari virus corona, saat membersihkan jendela toko sepatu di pusat perbelanjaan Seoul, ibu kota Korea Selatan, pada 12 Juni 2020.
Melansir CNN, Minggu (4/4/2021), Menteri Kesehatan Korea Selatan Kwon Deok-cheol memperingatkan, Korea Selatan kini sedang dalam fase menuju gelombang keempat pandemi Covid-19.

"Dalam sepekan terakhir, jumlah kasus harian baru berada di kisaran 500. Ini jelas menandakan ada tren penularan yang meningkat," kata Kwon dalam briefing mingguan.

Dia mengimbau masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan guna menekan laju penyebaran virus corona.

Selain itu, Kwon juga mengimbau masyarakat untuk membatalkan semua pertemuan non-esensial dan berpartisipasi aktif dalam program vaksinasi.

Pada kesempatan yang sama, pejabat Kemenkes Korsel, Son Young-rae, mengatakan, pemerintah terus memantau tren penularan dalam sepekan ke depan, dan nantinya akan memutuskan apakah akan meningkatkan level pembatasan sosial.

Sejauh ini, pembatasan sosial level 2 diterapkan di area Seoul, Busan, dan Jeonju, sedangkan wilayah lain di negara itu berada pada level 1,5.

Baca juga: Korea Selatan dan Hong Kong Mulai Vaksinasi Covid-19

Pakistan

Para dokter memakai masker dan pakaian medis saat melakukan protes kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) untuk menangani virus corona di Quetta, Pakistan, Senin (6/4/2020).NASEER AHMED/REUTERS Para dokter memakai masker dan pakaian medis saat melakukan protes kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) untuk menangani virus corona di Quetta, Pakistan, Senin (6/4/2020).
Melansir CNA, Senin (5/4/2021), ribuan warga Pakistan bergegas mendaftarkan diri untuk mendapatkan vaksin Covid-19, setelah negara itu mengizinkan vaksinasi komersil.

Sebuah pusat vaksinasi di Karachi melaporkan, pada Minggu (4/4/2021), stok vaksin yang mereka miliki telah habis dibeli warga.

Pakistan saat ini menawarkan vaksinasi gratis bagi tenaga kesehatan garda depan dan warga yang berusia di atas 50 tahun.

Akan tetapi, laju vaksinasi berjalan sangat lambat, dan pada bulan lalu, Pakistan akhirnya mengizinkan perusahaan swasta melakukan impor vaksin komersial yang ditujukan bagi masyarakat umum.

Vaksin pertama yang dijual secara komersil adalah vaksin Sputnik V buatan Rusia, dengan harga jual 12.000 rupee Pakistan (80 dollar AS) untuk dua dosis.

Meski harus membayar untuk mendapatkan vaksin tersebut, minat masyarakat untuk memperoleh vaksin cukup tinggi. Di beberapa tempat di Karachi, masyarakat bahkan harus mengantre hingga tiga jam.

Sebagian besar warga yang berminat mendapatkan vaksin berasal dari kalangan muda Pakistan, yang tidak termasuk dalam program vaksinasi gratis dari pemerintah.

"Saya senang bisa mendapatkannya, karena sekarang (vaksin) menjadi syarat agar bisa bepergian," kata Saad Ahmed (34), setelah menerima vaksinasi di rumah sakit swasta di Karachi.

Baca juga: Perusahaan Pakistan Mulai Jual Vaksin Covid-19, Langsung Ludes dalam Hitungan Hari

Inggris

Suasana Kota London di masa pandemi virus corona.Shutterstock/Marcio Delgado Suasana Kota London di masa pandemi virus corona.
Melansir The Guardian, Senin (5/4/2021), Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan segera meluncurkan proyek percontohan penggunaan sertifikat vaksinasi.

Proyek percontohan itu akan mengijinkan masyarakat untuk menggunakan aplikasi smartphone maupun sertifikat fisik, sebagai syarat mengakses sejumlah event besar.

Sejumlah event yang diketahui termasuk dalam proyek percontohan itu, antara lain laga semi-final dan final Piala FA, final Piala Carabao, dan World Snooker Championship di Sheffield.

Sistem yang dikembangkan oleh National Health Service (NHS) akan menentukan apakah seseorang sudah mendapatkan vaksin, menerima hasil tes negatif Covid-19, atau memiliki kekebalan alami setelah dinyatakan positif dalam kurun waktu 6 bulan ke belakang.

Jika persyaratan itu terpenuhi, maka masyarakat diijinkan untuk mengikuti even-event yang telah disebutkan, dan mendapat kelonggaran pada pembatasan sosial.

Meski demikian, Johnson mengatakan, sertifikat tersebut tidak dapat digunakan untuk mengakses transportasi publik maupun toko esensial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com