Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapakah Kelompok Abu Sayyaf yang Menculik WNI di Filipina?

Kompas.com - 20/03/2021, 19:03 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aparat keamanan Filipina berhasil menyelamatkan tiga warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok teroris Abu Sayyaf, Kamis (18/3/2021).

Berdasarkan keterangan resmi dari Kementerian Luar Negeri, para WNI sandera tersebut dipindahkan kelompok Abu Sayyaf dari Indanan, Sulu, ke tempat lain karena terdesak akibat operasi gabungan aparat keamanan Filipina.

Sementara, satu WNI masih disandera kelompok Abu Sayyaf dan belum diketahui keberadaannya.

Keempat WNI tersebut merupakan bagian dari lima WNI dari Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, yang diculik kelompok Abu Sayyaf pada 16 Januari 2020 di perairan Tambisan, Sabah, Malaysia.

Sebelumnya, 1 orang WNI atas nama La Baa ditemukan tewas pada 28 September 2020.

Baca juga: Penjelasan Kemenlu soal Pembebasan 3 WNI yang Diculik Kelompok Abu Sayyaf

Siapakah kelompok teroris Abu Sayyaf ini?

Teroris yang minta tebusan

Abu Sayyaf adalah salah satu kelompok kecil jihadis yang terkenal kejam di Filipina bagian selatan.

Dilansir dari BBC, 14 Juni 2016, namanya kelompok ini memiliki makna "pembawa pedang". Mereka terkenal karena tindakan penculikan, serangan terhadap warga sipil dan tentara, serta meminta uang tebusan.

Pada 2004, kelompok Abu Sayyaf membom sebuah kapal feri di Teluk Manila dan menewaskan 116 orang.

Mereka juga telah menyandera beberapa pekerja Malaysia dan Indonesia, turis Barat dan satu orang Filipina.

Pada 2015, Abu Sayyaf memenggal kepala seorang sandera dari Malaysia bernama Bernard. Hal ini buntut dari gagalnya negosiasi karena salah satu dari dua faksi Abu Sayyaf ingin minta tebusan lebih banyak.

Tiga kelompok orang Indonesia dan Malaysia dibebaskan pada awal 2016, tetapi dua orang Kanada, Robert Hall dan John Ridsdel, terbunuh setelah Pemerintah Kanada menolak membayar uang tebusan yang diminta.

Baca juga: Setahun Lebih Diculik Teroris Abu Sayyaf, 3 Nelayan WNI Akhirnya Bebas

Berawal dari perpecahan front

Abu Sayyaf bermula dari perpecahan Front Pembebasan Nasional Moro pada 1991, di Filipina selatan, yang merupakan wilayah miskin.

Wilayah selatan Filipina mayoritas penduduknya Muslim, berbeda dengan bagian lain di negara tersebut yang sebagian besar beragama Katolik.

Kelompok Abu Sayyaf memisahkan diri dari Front karena tidak setuju dengan kebijakan MNLF dalam mengejar otonomi dan ingin mendirikan negara Islam merdeka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com