Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Rusia Temukan bahwa Covid-19 Disebabkan oleh 5G

Kompas.com - 13/03/2021, 12:05 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Beredar informasi di media sosial Facebook yang menyebutkan Rusia berhasil mengungkap bahwa Covid-19 tidak disebabkan oleh virus.

Informasi itu mengatakan, Rusia telah berhasil melakukan otopsi terhadap jenazah pasien Covid-19, dan menemukan bahwa penyakit Covid-19 disebabkan oleh radiasi elektromagnetik 5G.

Dari penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut tidak benar alias hoaks.

Informasi yang menyebar ini merupakan hoaks berulang karena pernah beredar dengan narasi hampir serupa.

Narasi yang beredar

Diketahui, informasi tersebut disebarkan oleh pengguna Facebook atas nama Zekeriyya Genc dalam unggahannya pada Senin (8/3/2021).

Berikut narasi selengkapnya:

"Klaim penting Berita terbaru
Berita indah dari dunia ...._
Rusia memiliki otopsi kepada pasien Covid-19, penemuan hebat dibuat.
Rusia menjadi negara pertama di dunia, otopsi (post mortem) dari Covid-19 Corpse (post mortem) dan menemukan bahwa Covid-19 bukan virus setelah penelitian yang komprehensif.

Ini adalah penipuan global. Orang mati "Diperkuat radiasi elektromagnetik 5G (racun)". Dokter di Rusia telah melanggar hukum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam tubuh mereka yang meninggal karena Covid-19 setelah penemuan ilmiah, dilanggar hukum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang tidak mengizinkan otopsi untuk mendeteksi otopsi, tetapi Menyebabkan kematian, menyebabkan kematian, menyebabkan kematian, menyebabkan kematian, menyebabkan pembekuan darah pada pembuluh darah dan saraf bakteri menyebabkan pasien mati karena bakteri ini.

Rusia, "koagulasi intravaskular (trombosis) tidak radang tidak lain, dan mengalahkan virus dengan mengatakan bahwa metode pengobatan adalah peningkatan pengobatan.
Tablet antibiotik
Antiinflamasi dan
Dapatkan antikoagulan (aspirin).
Ini menunjukkan bahwa dimungkinkan untuk meningkatkan penyakit, berita sensasional ini untuk dunia disiapkan oleh otopsi (badan) virus Covid-19 dengan dokter Rusia.

Menurut ilmuwan Rusia lainnya, ventilator dan unit perawatan intensif (YBU) tidak pernah diperlukan. Protokol dampak ini sudah diterbitkan di Rusia.
Orang Cina sudah tahu itu, tetapi tidak pernah menerbitkan laporannya.

Bagikan informasi ini dengan keluarga, tetangga, kenalan, teman, kolega dengan kolega Anda, mereka menyingkirkan rasa takut Covid-19 dan bukan virus, tetapi tidak hanya radiasi 5G.

Alasannya adalah cedera pada orang-orang yang imunitas sangat rendah. Radiasi ini juga menyebabkan peradangan dan hipoksia. Para korban harus mengambil asprin-100mg dan apronic atau parasetamol 650mg. Kemarin ... ??? . Covid-19 menyebabkan pembekuan darah menyebabkan trombosis pada manusia dan menyebabkan koagulasi darah di vena,"

Tangkapan layar hoaks Rusia temukan Covid-19 akibat jaringan 5GFacebook: Zekeriyya Genc Tangkapan layar hoaks Rusia temukan Covid-19 akibat jaringan 5G

Penelusuran Kompas.com

Berdasarkan hasil penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, tidak ada pernyataan resmi dari pemerintah maupun lembaga penelitian Rusia terkait penemuan bahwa Covid-19 bukan disebabkan oleh virus, melainkan oleh radiasi elektromagnetik 5G.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menetapkan bahwa Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona baru, SARS-CoV-2.

Oleh karena itu, klaim bahwa Covid-19 disebabkan oleh radiasi elektromagnetik 5G adalah informasi yang salah alias hoaks.

Kemudian, WHO juga menyebut bahwa virus tidak dapat berpindah melalui gelombang radio atau jaringan seluler.

Selain itu, Covid-19 juga telah menyebar luas di banyak negara yang belum terjangkau oleh jaringan seluler 5G.

WHO menyebut, Covid-19 ditularkan melalui droplet yang dikeluarkan saat seseorang yang terinfeksi virus corona batuk, bersin, atau bicara.

Penularan juga bisa terjadi dari sentuhan tangan pada permukaan benda-benda yang telah terkontaminasi droplet lalu kemudian terusap ke mata, mulut, atau hidung.

Narasi serupa sudah pernah beredar

Informasi yang menyebutkan Rusia telah menemukan bahwa Covid-19 bukan disebabkan oleh virus melainkan akibat radiasi elektromagnetik 5G sudah pernah beredar sebelumnya.

Mengutip laman covid19.go.id, 14 Februari 2021, narasi hampir sama sebelumnya sudah pernah beredar di media sosial.

Narasi sebelumnya menyebutkan bahwa Kementerian Italia telah menemukan jika Covid-19 bukan disebabkan oleh virus melainkan akibat radiasi elektromagnetik 5G.

Narasi tersebut telah dinyatakan sebagai informasi yang tidak benar alias hoaks oleh Satgas Penanganan Covid-19.

Pernyataan Satgas Penanganan Covid-19 dapat dilihat pada tautan berikut ini: [SALAH] “Covid-19 BUKAN Virus, Sumber : Kementerian Kesehatan Italy”

Kesimpulan

Dari penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, informasi yang menyebut Rusia menemukan jika Covid-19 tidak disebabkan oleh virus, melainkan oleh radiasi elektromagnetik 5G adalah hoaks.

WHO telah menyatakan bahwa Covid-19 disebabkan oleh virus corona baru, SARS-CoV-2. Selain itu virus juga dipastikan tidak dapat menular melalui gelombang radio atau jaringan seluler apa pun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Tren
Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Tren
Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D Saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D Saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

Tren
BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com