Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Soal Bolehkah Bertanya Jenis Kelamin Bayi Baru Lahir? Ini Kata Psikolog

Kompas.com - 12/03/2021, 19:03 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

Mengapa menyinggung? Ya, bisa jadi orang yang ditanya memang belum memiliki keturunan padahal sudah bertahun-tahun menunggu dan berusaha.

Bisa juga, jika yang ditanya ternyata memiliki anak yang terbilang banyak itu bisa membuat orang lain menginterpretasikan jawabannya dengan hal lain.

"(Bertanya berapa anaknya) Itu pun pelecehan, kalau anaknya banyak itu bisa ke menyinggung arah hal lain," ujar dia.

"(Interpretasi) Itu bisa terucap atau tidak terucap, tapi menyinggung," lanjutnya.

Baca juga: Fakta Mutasi Baru Virus Corona N439K yang Diwaspadai Menyebar di Indonesia

Batasan saat mengobrol

Koentjoro menyebut tidak ada batasan yang pasti terkait dengan basa-basi sebagai bagian dari komunikasi pergaulan di dalam masyarakat.

Kuncinya adalah rasa.

"Etika pergaulan itu norma-norma yang tidak ditulis, itu abu-abu wilayahnya. Kita pakai rasa, itu dalam, paling dekat dengan feeling. Pantas enggak pantas, menyakitkan tidak menyakitkan," papar Koentjoro.

"Esensinya, kalau kamu dicubit sakit ya jangan mencubit. Posisikan diri menjadi orang lain," tambah dia.

Hormati orang lain

Menurut Koentjoro, saat ini manusia lebih banyak dijejali dengan hal-hal yang bersifat kognitif.

Sementara soal rasa dan karsa tidak terlalu dikembangkan.

Hal ini membuat banyak dari kita yang tetap melakukan hal-hal yang menyinggung orang lain.

Meski kita sendiri tahu hal itu akan menyinggung perasaannya.

Di akhir, Koentjoro mengatakan, sebagai manusia perlu memiliki kebebasan untuk menyatakan apa pun.

Namun kebebasan itu juga ada yang perlu kita pahami.

"Di dalam kebebasan dan kemerdekaan kita terdapat kebebasan dan kemerdekaan orang lain," pungkas Koentjoro.

Baca juga: Kisah Viral Tuch Salik, Bocah Pedagang Asongan yang Kuasai 16 Bahasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Tren
Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Tren
8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

Tren
4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

Tren
7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

Tren
Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Tren
Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Tren
Mempelajari Bahasa Paus

Mempelajari Bahasa Paus

Tren
7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

Tren
Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Tren
Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Tren
Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Tren
Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Tren
Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Tren
Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com