Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Peran Perempuan dalam Dunia Penerbangan

Kompas.com - 12/03/2021, 10:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Prof Dr K Martono SH, LLM, McSc, CLA

DALAM sambutannya pada International Council of Women (ICW) di Yogyakarta tahun 2018, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa wanita Indonesia mempunyai peran sebagai Ibu Bangsa.

Ibu berperan mendidik anak-anak, menjaga kelestarian lingkungan, dan menggerakkan perekonomian nasional, salah satunya adalah industri penerbangan.

Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) selalu merayakan Asosiasi Perempuan Internasional (IWA) berkaitan dengan program "Penyetaraan Pria dan Wanita dalam Industri Penerbangan" (Parties of Male and Female in Aviation Industries). Program ini diangkat oleh Dr Fang Liu dan diputuskan pada saat kepemimpinannya sebagai Sekretaris Jenderal ICAO dalam sidang umum tahun 2016.

Sidang umum tersebut menargetkan wanita yang bekerja di bidang penerbangan pada 2030 harus mencapai 50 persen sehingga tidak ada ketimpangan antara pria dan wanita di industri ini.

Keputusan sidang umum tersebut disambut oleh IWA karena merupakan bagian dari perjuangan mereka atas penyetaraan antara pria dan wanita.

Perempuan dalam penerbangan

Sebenarnya wanita telah berperan sejak lahirnya dunia penerbangan, seperti dilakukan oleh Raymonde de Laroche dan Amelia Mery EarHart, yang telah mendarat di Bandung tahun 1937 dan ke Kupang dalam rangka penerbangan keliling dunia.

Ada pula Anny Divya sebagai penerbang paling muda di dunia pada waktu itu dan Elle Lie, dispatcher di China. Ada juga Kiran Jain yang ahli pemasaran di India, Rita Rosca seorang ATC di Portugal, serta Dr Fang Liu.

Tokoh-tokoh wanita penerbangan di Indonesia juga banyak, antara lain Tince Sumartini dan Siti Rahayu Sumadi. Siti merupakan penerbang sekaligus direktur utama dari suatu perusahaan penerbangan.

Ada pula Polana Banguningsih Pramesti, Umiyatun Hayati Triastuti, Maria Kristi Endah Murni, Yudhi Sari Sitompul,Susi Pudjiastuti, Ituk Herarindri, Tina T Kemala Intan, Capt Ida Fiqriah, Capt Esther Gayati Saleh, dan Vini Noviawati.

Di kalangan TNI Angkatan Udara, tercatat ada perempuan penerbang pertama Letda Lulu Lugiyati dan Letda Pnb Hardini.

Pada 1963, ada 30 orang wanita udara (wara) yang lolos mengikuti pendidikan di Kaliurang, Yogyakarta. Tiga orang di antaranya sebagai penerbang wanita.

Dalam perkembangannya, sekarang terdapat penerbang tempur wanita di TNI AU yang dilantik oleh Gubernur Akademi Angkatan Udara (AAU) Marsekal Muda Abdul Muis pada 12 Agustus 2015. Dan, masih banyak sekali tokoh wanita penerbangan yang harus disebutkan.

Sebenarnya seluruh bidang penerbangan sudah dilakukan oleh wanita pada tataran global, regional, maupun nasional. Karena dukungan kecerdasan manusia (interlectual intelligence), pekerjaan yang semula hanya dapat dilakukan oleh pria, kini juga dapat dikerjakan kaum wanita meskipun jumlahnya relatif kecil. Sebagai contoh, ada 31 orang dewan Gubernur IATA, tetapi wanitanya hanya seorang.

Keputusan Fang Liu dalam Sidang Umum ICAO 2016 didukung sepenuhnya oleh negara anggota ICAO maupun airlines.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com