Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Sebut 1 dari 4 Orang di Dunia Alami Gangguan Pendengaran pada 2050

Kompas.com - 12/03/2021, 07:45 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Sementara pada orang dewasa, pencegahan dapat dengan mengendalikan tingkat kebisingan, berkegiatan dengan kekuatan suara yang aman, dan memperhatikan penggunaan obat-obatan, juga membersihkan telinga dengan cara yang benar.

Baca juga: Apakah Virus Corona Membuat Pasien Kehilangan Pendengaran? Simak Studi Ini

Selanjutnya adalah identifikasi dini melalui upaya skrining. Ini sangat lenting dilakukan agar gangguan yang terjadi segera diketahui dan mendapat penanganan tepat secepat mungkin. 

Kemajuan teknologi di era ini sudah sangat membantu umat manusia untuk menemukan alat yang akurat untuk melakukan deteksi dini adanya gangguan lendengaran pada kelompok orang usia berapa pun.

Dengan begitu, kemungkinan terjadinya dampak yang lebih buruk bisa diminimalisir. 

Perawatan gangguan pendengaran

Setelah upaya pencegahan dan deteksi dini dilakukan, maka langkah selanjutnya jika ditemukan adanya gangguan pendengaran adalah dengan melakukan upaya penanganan medis.

Perawatan medis dan bedah dapat menyembuhkan sebagian besar gangguan pendengaran dan memulihkan gangguan yang terjadi.

Baca juga: 7 Cara Berkomunikasi dengan Anak Disabilitas Pendengaran

Selain itu, proses rehabilitasi dapat menghindarkan penderita dari dampak gangguan telinga yang lebih parah setelahnya. Salah satunya dampak di bidang sosial.

Adanya teks atau fasilitator bahasa isyarat dapat menjadi peluang besar para penderita gangguan pendengaran untuk lebih mudah berkomunikasi dan terhubung dengan orang yang tidak memiliki gangguan serupa. 

Berdasarkan paparan yang disampaikan Direktorat Jenderal P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ada 5 jenis gangguan pendengaran yang bisa dialami oleh seseorang. 

Kelima gangguan itu meliputi:

  1. Tuli kongential atau tuli sejak lahir,
  2. Adanya sumbatan serumen (kotoran telinga),
  3. Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK/Congek),
  4. Gangguan pendengaran akibat bising (GPAB),
  5. Presbikusis atau tuli yang disebabkan usia lanjut. 

Baca juga: Menurut Penelitian, Rutin Minum Kopi Bisa Pengaruhi Fungsi Pendengaran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Tarif Rp 1 Transjakarta untuk Sambut HUT Ke-497 Jakarta, Berlaku Kapan?

Tarif Rp 1 Transjakarta untuk Sambut HUT Ke-497 Jakarta, Berlaku Kapan?

Tren
Bagi-bagi Kursi Komisaris Perusahaan BUMN untuk TKN Prabowo-Gibran...

Bagi-bagi Kursi Komisaris Perusahaan BUMN untuk TKN Prabowo-Gibran...

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Filipina Malam Ini Pukul Berapa? Ini Jadwalnya

Pertandingan Indonesia Vs Filipina Malam Ini Pukul Berapa? Ini Jadwalnya

Tren
Ada Kontes Penamaan 'Bulan Semu' Milik Bumi, Bisa Diikuti Seluruh Masyarakat Dunia

Ada Kontes Penamaan "Bulan Semu" Milik Bumi, Bisa Diikuti Seluruh Masyarakat Dunia

Tren
Menkominfo Turut Komentari Kasus Polwan Bakar Suami karena Judi 'Online', Apa Katanya?

Menkominfo Turut Komentari Kasus Polwan Bakar Suami karena Judi "Online", Apa Katanya?

Tren
Cara Melihat Instagram Stories Orang Lain Tanpa Diketahui Pemilik Akun

Cara Melihat Instagram Stories Orang Lain Tanpa Diketahui Pemilik Akun

Tren
PPDB DKI Jakarta 2024: Link, Jadwal, Cara Daftar, dan Cara Cek Hasilnya

PPDB DKI Jakarta 2024: Link, Jadwal, Cara Daftar, dan Cara Cek Hasilnya

Tren
Jadwal Libur Sekolah Juni 2024, Ada Idul Adha dan Kenaikan Kelas

Jadwal Libur Sekolah Juni 2024, Ada Idul Adha dan Kenaikan Kelas

Tren
Pukul Anjing K9 untuk Didisiplinkan, Bolehkah?

Pukul Anjing K9 untuk Didisiplinkan, Bolehkah?

Tren
Masa Unduh Sertifikat UTBK-SNBT Dipercepat Jadi 13 Juni 2024, Ini Cara Melihatnya

Masa Unduh Sertifikat UTBK-SNBT Dipercepat Jadi 13 Juni 2024, Ini Cara Melihatnya

Tren
Ramai soal Penggemar Ikuti Pemain Timnas karena FOMO, Apa Dampaknya?

Ramai soal Penggemar Ikuti Pemain Timnas karena FOMO, Apa Dampaknya?

Tren
Diikuti 6 Kandidat, Bagaimana Sistem Pemilihan Presiden Iran Digelar?

Diikuti 6 Kandidat, Bagaimana Sistem Pemilihan Presiden Iran Digelar?

Tren
Daftar Kode Rahasia Meteran Listrik PLN, Bisa Cek Kebocoran Arus hingga Periksa Daya

Daftar Kode Rahasia Meteran Listrik PLN, Bisa Cek Kebocoran Arus hingga Periksa Daya

Tren
Daftar Ormas Keagamaan yang Tolak Izin Tambang dari Jokowi

Daftar Ormas Keagamaan yang Tolak Izin Tambang dari Jokowi

Tren
Profil Simon Aloysius Mantiri, Wakil Bendahara TKN Prabowo-Gibran yang Jadi Komisaris Utama Pertamina

Profil Simon Aloysius Mantiri, Wakil Bendahara TKN Prabowo-Gibran yang Jadi Komisaris Utama Pertamina

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com