Sementara pada orang dewasa, pencegahan dapat dengan mengendalikan tingkat kebisingan, berkegiatan dengan kekuatan suara yang aman, dan memperhatikan penggunaan obat-obatan, juga membersihkan telinga dengan cara yang benar.
Baca juga: Apakah Virus Corona Membuat Pasien Kehilangan Pendengaran? Simak Studi Ini
Selanjutnya adalah identifikasi dini melalui upaya skrining. Ini sangat lenting dilakukan agar gangguan yang terjadi segera diketahui dan mendapat penanganan tepat secepat mungkin.
Kemajuan teknologi di era ini sudah sangat membantu umat manusia untuk menemukan alat yang akurat untuk melakukan deteksi dini adanya gangguan lendengaran pada kelompok orang usia berapa pun.
Dengan begitu, kemungkinan terjadinya dampak yang lebih buruk bisa diminimalisir.
Setelah upaya pencegahan dan deteksi dini dilakukan, maka langkah selanjutnya jika ditemukan adanya gangguan pendengaran adalah dengan melakukan upaya penanganan medis.
Perawatan medis dan bedah dapat menyembuhkan sebagian besar gangguan pendengaran dan memulihkan gangguan yang terjadi.
Baca juga: 7 Cara Berkomunikasi dengan Anak Disabilitas Pendengaran
Selain itu, proses rehabilitasi dapat menghindarkan penderita dari dampak gangguan telinga yang lebih parah setelahnya. Salah satunya dampak di bidang sosial.
Adanya teks atau fasilitator bahasa isyarat dapat menjadi peluang besar para penderita gangguan pendengaran untuk lebih mudah berkomunikasi dan terhubung dengan orang yang tidak memiliki gangguan serupa.
Berdasarkan paparan yang disampaikan Direktorat Jenderal P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ada 5 jenis gangguan pendengaran yang bisa dialami oleh seseorang.
Kelima gangguan itu meliputi:
Baca juga: Menurut Penelitian, Rutin Minum Kopi Bisa Pengaruhi Fungsi Pendengaran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.