KOMPAS.com - Mantan pemain voli putri Tim Nasional (Timnas) Indonesia Aprilia Manganang dipastikan adalah seorang pria.
Hal ini seperti diutarakan langsung Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa dilansir dari Kompas TV, Selasa (9/3/2021).
Menurut Andika, Aprilia Manganang yang juga merupakan prajurit TNI aktif dengan pangkat Sersan Dua (Serda) itu telah menjalani pemeriksaan medis sejak 3 Februari 2021.
Jenderal bintang empat itu menegaskan bahwa Aprilia Manganang lahir sebagai laki-laki dengan memiliki kelainan yang disebut hipospadia.
"Sersan Manganang ini bukan transgender, bukan juga interseks. Tidak masuk dalam kategori itu semua. Saya tahu definisinya dan tim dokter pun tahu semua definisinya. Karena memang kelainan yang dialami adalah hipospadia. Jadi selalu kembalikan ke situ," kata Andika Perkasa di Mabes AD dalam konferensi pers, Selasa (9/3/2021).
Baca juga: Profil dan Perjalanan Karier Aprilia Manganang....
Lantas, apa itu hipospadia?
Dilansir dari laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), hipospadia adalah cacat sejak lahir pada anak laki-laki di mana pembukaan uretra tidak terletak di ujung penis.
Pada anak laki-laki yang mengidap hipospadia, uretra terbentuk secara tidak normal selama minggu ke 8-14 kehamilan.
Pembukaan abnormal dapat terbentuk di mana saja dari tepat di bawah ujung penis hingga skrotum.
Selain berbeda lokasi bukaan uretra, kelainan penis ini ada yang sifatnya ringan sampai parah.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Olahraga Kardio dan Manfaatnya bagi Kesehatan
Jenis hipospadia yang dimiliki anak laki-laki tergantung pada lokasi pembukaan uretra:
Anak laki-laki pengidap hipospadia terkadang memiliki penis yang melengkung.
Akibat letak lubang kencing yang tidak normal, anak dengan hipospadia akan memiliki masalah dengan percikan urin yang tidak normal, dan mungkin harus duduk untuk buang air kecil.
Pada beberapa anak laki-laki dengan hipospadia, testis belum sepenuhnya turun ke dalam skrotum.
Jika hipospadia tidak ditangani dapat menyebabkan masalah di kemudian hari, seperti kesulitan melakukan hubungan seksual atau kesulitan buang air kecil saat berdiri.
Baca juga: Sejarah Penetapan Hari Olahraga Nasional, Kapan dan di Mana?