Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cap Go Meh, Sejarah dan Tradisi yang Mengiringinya

Kompas.com - 26/02/2021, 18:00 WIB
Rendika Ferri Kurniawan

Penulis

Selama Cap Go Meh, masyarakat menghias rumahnya dengan berbagai tulisan yang berisi doa yang ditujukan kepada roh yang memerintah langit dan bumi, Goan Thian Koan. Intinya untuk memohon keselamatan untuk seisi rumah tersebut.

Tradisi Cap Go Meh

Berbagai tradisi mengiringi perayaan malam puncak Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh. Tradisi ini berbeda antara daerah satu dengan daerah yang lain. Tergantung dari kearifan lokal yang dibawa oleh masyarakat Tiong Hoa yang berada di sana.

Secara umum, Tradisi Cap Go Meh dimulai dari memasak hidangan khas seperti kue kerangjang atau ti kwe. Hidangan serupa dodol china ini disantap bersama keluarga saat perayaan Imlek.

Selain itu, berbagai pertunjukkan digelar selama puncak perayaan. Masyarakat akan menggelar arak-arakan Toapekong, yakni patung dewa-dewi yang berada di kelenteng ke jalan untuk menolak bala di jalan yang dilaluinya.

Toapekong diarak dengan pertunjukkan singa Barongsai dan naga Liong. Ada juga atraksi yang menyeramkan seperti Tatung yang sering digelar di Kota Singkawang, Kalimantan Barat.

1. Kue keranjang

Kue keranjang adalah makanan khas Imlek yang terbuat dari tepung beras ketan. Dalam bahasa Mandarin, keu keranjang disebut Nian Gao atau Ti Kwe dalam bahasa Hokkian.

Seperti diberitakan Harian Kompas, Sabtu (13/2/2010), kue keranjang dijadikan sesaji di meja abu leluhur warga Tionghoa saat Tahun Baru Imlek tiba.

Setelah melewati 15 hari pada bulan pertama Imlek atau bertepatan dengan Cap Go Meh, kue keranjang baru diturunkan dari meja abu dan disantap bersama keluarga.

Bentuk kue yang bundar melambangkan keutuhan keluarga dan bahannya yang lengket menunjukkan kedekatan ikatan anggota keluarga.

Biasanya kue dipotong-potong persegi dan dicampur dengan telur dan garam sebelum digoreng. Rasanya yang manis dan legit, menyiratkan makna agar kehidupan di tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya.

Tidak ada catatan pasti kapan pertama kali kue keranjang dibuat.Bisa jadi, perantau dari daratan Tiongkok sana,membawa resep ini ke Indonesia bersama dengan sutra dan keramik China.

Mereka membawa kue ini dan memberikannya sebagai bentuk persahabatan kepada warga pribumi.

Baca juga: Perjalanan Perayaan Imlek di Indonesia dari Masa ke Masa..

2. Barongsai

Barongsai merujuk kepada sebuah pertunjukkan tarian singa. Sai dalam bahasa Hokkian berarti singa.

Tarian Barongsai dimainkan oleh dua orang penari yang bertindak sebagai singa. Satu orang memegang kepala singa dan satunya lagi menjadi bagian tubuh dan ekor. Ada satu orang lagi yang memegang bola sutra dan Barongsai akan mengejarnya.

Permainan Barongsai ini seperti diberitakan Harian Kompas, Minggu (30/1/2000), merupakan salah satu permaian tertua di dunia.

Ia diperkirakan berasal dari Tiongkok pada era Jwen Chiu pada 475-211 tahun sebelum Masehi di akhir Dinasti Zhou Timur.

Konon Barongsai ini adalah sesosok makhluk fabel yang muncul dari dasar sungai Huang Hoo dengan membawa kitab Pakua untuk mengajarkan rahasia hukum alam semesta kepada manusia agar terbebas dari kebodohan dan mendapatkan pengetahuan.

Binatang tersebut disebut-sebut sebagai Ma Lung Tze. Ma berarti kuda, Lung berarti naga, dan Tze berarti guru. Artinya, kuda berkepala naga yang menjadi guru.

Sebutan Ma Lung Tze ini kemudian menjadi barongsai di Indonesia. Barongsai melambangkan kebajikan yang sempurna, umur panjang, kepatuhan dan rasa hormat kepada orang tua, keturunan yang cemerlang dan pemerintahan yang baik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jemaah Haji Indonesia Berangkat ke Arafah untuk Wukuf, Ini Alur Perjalanannya

Jemaah Haji Indonesia Berangkat ke Arafah untuk Wukuf, Ini Alur Perjalanannya

Tren
Cara Mengubah Kalimat dengan Format Huruf Besar Menjadi Huruf Kecil di Google Docs

Cara Mengubah Kalimat dengan Format Huruf Besar Menjadi Huruf Kecil di Google Docs

Tren
Lolos SNBT 2024, Ini UKT Kedokteran UGM, Unair, Unpad, Undip, dan UNS

Lolos SNBT 2024, Ini UKT Kedokteran UGM, Unair, Unpad, Undip, dan UNS

Tren
Cara Daftar KIP Kuliah Jalur Mandiri PTN 2024, Klik kip-kuliah.kemdikbud.go.id

Cara Daftar KIP Kuliah Jalur Mandiri PTN 2024, Klik kip-kuliah.kemdikbud.go.id

Tren
Cara Cek Lokasi Faskes dan Kantor BPJS Kesehatan Terdekat secara Online

Cara Cek Lokasi Faskes dan Kantor BPJS Kesehatan Terdekat secara Online

Tren
Ramai soal Video WNA Sebut IKN 'Ibukota Koruptor Nepotisme', Jubir OIKN: Bukan di Wilayah IKN

Ramai soal Video WNA Sebut IKN "Ibukota Koruptor Nepotisme", Jubir OIKN: Bukan di Wilayah IKN

Tren
Pos Indonesia Investasi Robot untuk Efisiensi Gaji, Ekonom: Perlu Analisis Lagi

Pos Indonesia Investasi Robot untuk Efisiensi Gaji, Ekonom: Perlu Analisis Lagi

Tren
Jawaban Anies soal Isu Duet dengan Kaesang, Mengaku Ingin Fokus ke Koalisi

Jawaban Anies soal Isu Duet dengan Kaesang, Mengaku Ingin Fokus ke Koalisi

Tren
Denmark Tarik Peredaran Mi Samyang karena Terlalu Pedas, Bagaimana dengan Indonesia?

Denmark Tarik Peredaran Mi Samyang karena Terlalu Pedas, Bagaimana dengan Indonesia?

Tren
Lolos SNBT 2024, Apakah Boleh Tidak Diambil? Ini Penjelasannya

Lolos SNBT 2024, Apakah Boleh Tidak Diambil? Ini Penjelasannya

Tren
Daftar PTN yang Menerima KIP Kuliah Jalur Mandiri, Biaya Studi Bisa Gratis

Daftar PTN yang Menerima KIP Kuliah Jalur Mandiri, Biaya Studi Bisa Gratis

Tren
KAI Kembali Operasikan KA Mutiara Timur, sampai Kapan?

KAI Kembali Operasikan KA Mutiara Timur, sampai Kapan?

Tren
Ramai soal La Nina Penyebab Hujan Turun Saat Musim Kemarau? Ini Penjelasan BMKG

Ramai soal La Nina Penyebab Hujan Turun Saat Musim Kemarau? Ini Penjelasan BMKG

Tren
Pulang Rawat Inap atas Permintaan Sendiri Tak Dijamin BPJS Kesehatan

Pulang Rawat Inap atas Permintaan Sendiri Tak Dijamin BPJS Kesehatan

Tren
Menko PMK Usul Korban Judi Online Jadi Penerima Bansos, Apa Alasannya?

Menko PMK Usul Korban Judi Online Jadi Penerima Bansos, Apa Alasannya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com