Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Vaksin Nusantara, Proses Pembuatan dan Cara Kerjanya

Kompas.com - 17/02/2021, 17:51 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

"Penelitian vaksin Covid-19 di dunia ini kan ada sampai 200-an kelompok penelitian ya. Tapi setahu saya vaksin dengan pendekatan dendritik, ini adalah yang pertama di dunia," ujar Yetty.

Baca juga: Menristek: Vaksin Merah Putih dari Unair Bisa Diproduksi 2021, tapi Ada Syaratnya

Cara kerja

Setelah vaksin selesai diproduksi dan diinjeksikan ke dalam tubuh pasien, sel dendritik yang sebelumnya sudah menjalani masa inkubasi dan diperkenalkan dengan rekombinan antigen Sars-CoV-2, akan memicu sel-sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap virus corona penyebab Covid-19.

Dengan begitu, diharapkan vaksin ini dapat melindungi penerima dari infeksi Covid-19 di masa yang akan datang.

Salah satu yang diklaim menjadi kelebihan Vaksin Nusantara ini adalah tidak adanya komponen virus yang turut disuntikkan ke dalam tubuh.

Sebab proses pengenalan sel dendritik dengan rekombinan antigen virus dilakukan di luar tubuh, yakni di laboratorium.

Baca juga: Menristek: Diharapkan Akhir Tahun 2021 Vaksin Merah Putih Dapat Izin Darurat

Selain itu, disebutkan pula tentang komposisi autolog, yaitu pasien hanya menerima suntikan vaksin yang berasal dari sel darahnya sendiri, bukan orang lain.

Berikut ini klaim kelebihan lain Vaksin Nusantara, di antaranya:

  • Vaksin ini dibuat di dalam negeri, kit dirakit dan didistribusikan oleh perusahaan lokal;
  • Lebih dari 90 persen komponen kit dibuat perusahaan lokal;
  • Produksinya tidak membutuhkan biaya peningkatan skala, karena bisa dibuat tanpa memerlukan pabrik, cukup di buat di tempat pelayanan, misalnya rumah sakit, klinik, atau lab;
  • Harga murah dan bersaing, diperkirakan sekitar 10 dollar AS atau sekitar Rp 140.000;
  • Tidak ada vaksin cadangan yang terbuang, karena dibuat dari sel darah seseorang yang akan kembali diterima oleh orang yang sama ketika sudah menjadi vaksin;
  • Biaya pengiriman rendah, karena tidak membutuhkan alat penyimpanan dengan suhu -80 C dan sebagainya;
  • Cocok untuk kondisi medis yang vaksin lain tidak bisa mencakupnya;
  • Mudah diadaptasikan untuk patogen yang baru, misalnya virus mengalami mutasi.

Baca juga: Vaksinasi Tahap Dua: 7,5 Juta Dosis Vaksin Segera Didistribusikan

Produksi 10 juta dosis dalam sebulan?

Dalam sebuah kesempatan, mantan Menteri Kesehatan dr Terawan Agus Putranto menyebut nantinya Vaksin Nusantara ini bisa diproduksi dalam jumlah 10 juta dosis dalam satu bulannya.

Menanggapi hal itu, dokter Yetty memberikan gambaran yang memungkinkan hal itu untuk dilakukan.

"Mau diproduksi berapa pun itu enggak masalah, bisa bisa kami upayakan, asalkan sudah lewat (uji klinis) fase 3," ujarnya.

Hal itu dikarenakan vaksin produksi dalam negeri ini dapat dibuat di laboratorium, rumah sakit, atau klinik dengan peralatan dan kemampuan yang sederhana.

"Metodenya kami akan melatih beberapa center untuk bisa melakukan ini. Kami kirimi kit, tenaganya kami latih, labnya kami latih, sehingga bukan cuma di Semarang yang bisa melakukan ini. Mungkin di seluruh Indonesia bisa," jelas Yetty.

"Pembuatan vaksin ini tidak membutuhkan metode yang sangat rumit. Jadi sebenarnya lab atau rumah sakit yang sudah dilatih nanti akan bisa. Kalau perlu penambahan alat atau apa, bisa dibicarakan dengan Kemenkes nanti. Secara teori itu sebenarnya tidak sulit," lanjut dia.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Tahap 2: Ini Perubahan Syarat-syarat Skrining Penerima Vaksin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com