Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Warga Desa di Tuban Ramai-ramai Beli Mobil, Kades: Ada yang Beli 2 hingga 4

Kompas.com - 16/02/2021, 16:25 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di media sosial, terebar rekaman video yang menampilkan kedatangan sejumlah mobil baru yang diangkut menggunakan truk towing.

Belasan mobil baru tersebut dikirim ke rumah warga sambil dikawal mobil patroli pengawalan (Patwal) polisi.

Unggahan video tersebut dibagikan oleh salah satu akun bernama Berkelana ke grup Facebook Jaringan Informasi Tuban (Jitu).

"Barokallah dan tiga emoticon tangan menadah," tulisnya, Minggu (14/2/2021).

Hingga hari ini Selasa (16/2/2021), unggahan tersebut telah disukai 132 kali, dikomentari 206 kali, dan 69 kali dibagikan.

Baca juga: Video Viral Warga Desa di Tuban Ramai-ramai Beli Mobil, Kades: Ada yang Beli 2 hingga 4

Video serupa juga ramai di media sosial TikTok saat diunggah oleh akun @Rizkii.02.

@rizkii.02

borong motor sudah biasaa ##fyp ##fyp? ##foryoupage ##krisbeekingoyang ##viral

? DJ opus baby family_editing text K.A.D_project07 - K.A.D_project07

Setelah ditelusuri, lokasi perekaman video tersebut berada di Sumurgeneng, Jenu, kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Lantas, seperti apa ceritanya?

Konfirmasi Kompas.com

Mencari tahu cerita selengkapnya, Kompas.com menghubungi Kepala Desa (Kades) Sumurgeneng, Gihanto.

Saat dikonfirmasi, Gihanto membenarkan bahwa sejumlah warganya baru saja membeli mobil-mobil baru hingga videonya viral di media sosial.

"Iya benar, itu kemarin membeli 17 unit mobil dari Surabaya secara bersamaan lalu dikirim pakai truk towing terus dikawal sama mobil patwal juga," ujar Gihanto kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (16/2/2021).

Sejumlah mobil yang dibeli, kata Gihanto, di antaranya yakni Toyota Innova, Rush, Yaris, Xpander, hingga Pajero.

Baca juga: Viral, Video Warga Desa di Tuban Ramai-ramai Beli 176 Mobil Baru Bersamaan

Dia menuturkan, warga membeli mobil baru dengan uang yang berasal dari pembayaran ganti rugi lahan untuk proyek pembangunan Kilang Tuban atau New Grass Root Refinery (NGRR) di wilayah Kecamatan Jenu.

"Mereka membelinya dengan uang hasil penjualan atau ganti rugi tanah miliknya sendiri dari Pertamina dengan harga Rp 600.000-800.000 per meter," terang Gihanto.

Total 180-an mobil

Gihanto menambahkan, tercatat ada 180-an mobil baru yang dibeli warga sejak mereka menerima uang ganti rugi lahan kilang minyak hingga sampai saat ini.

Satu warga, imbuhnya, ada yang membeli 2 hingga 4 mobil dengan menggunakan uang tersebut.

"Ini depan rumah saya ini punya empat mobil, tapi rata-rata ya dua mobil. Kalau totalnya ya 180-an, itu belum yang mobil bekas," papar Gihanto.

Baca juga: Viral Rekaman CCTV Pria Pukul Wajah Anak di Bandung, Pelaku Ternyata Ayah Angkat Korban

Sementara itu, total terdapat 840 KK di Desa Sumurgeneng, sedangkan warga yang menjual lahannya karena masuk penetapan lokasi (penlok) kilang minyak ada sekitar 225 KK.

Dia mengungkapkan, rata-rata warga Desa Sumurgeneng mendapatkan uang ganti rugi lahan untuk proyek pembangunan kilang minyak sebesar Rp 8 miliar.

"Jadi warga itu ada yang terima sampai Rp 26 miliar. Paling banyak itu Rp 28 miliar," kata Gihanto.

Sempat demo

Lebih lanjut, Gihanto menerangkan tak semua warganya menggunakan uang ganti rugi tersebut untuk membeli mobil.

Akan tetapi, ada juga warga yang memanfaatkan uang tersebut untuk merenovasi rumahnya dan membeli tanah kembali.

"Tanggapan saya ya alhamdulillah, terkait pembelian mobil-mobil itu berarti dia kan mensyukuri yang dulunya menolak, sekarang sudah menikmati," katanya.

"Dulu warga sempat menolak tanahnya dijual, sampai sekarang akhirnya bisa menerima, itu ceritanya panjang memang. Dulu sempat ada demo-demo juga," ungkap Gihanto.

Baca juga: Video Viral Seniman Melukis Orang-orang yang Memakai Masker di Kereta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

Tren
Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Tren
2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

Tren
Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Tren
Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Tren
Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Tren
Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Tren
Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Tren
Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Tren
Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com