Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Kali dalam Sejarah, Merapi Punya 2 Kubah Lava, Apa Itu?

Kompas.com - 06/02/2021, 16:31 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Lava kental (trakitik atau riolitik), jarak jangkau alirannya tidak lebih dari 2-3 kilometer dengan ketebalan 100-an meter.

Pada gunung api dengan magma yang cukup kental, lava membentuk apa yang disebut "lava block", bongkahan lava dengan permukaan tidak teratur.

Dalam posisi tertentu, apabila kecepatan keluarnya lava cukup lambat, lava dapat langsung tertumpuk di permukaan kemudian membeku membentuk kubah lava atau "dome".

Baca juga: Merapi Siaga, Apa Indikator dan Perlu Berapa Tahun bagi Gunung Api Bisa Jadi Tidak Aktif?

Sumbat lava

Lava yang sangat kental dapat membeku begitu sampai permukaan membentuk "sumbat lava".

Aliran lava Merapi menempati posisi transisi antara aliran lava fluida dan pembentukan sumbat lava.

Apabila lava keluar dan menempati suatu posisi yang miring, misalnya di pinggir kawah utama, lava akan membentuk "lidah lava" karena proses aliran lava sangat pelan yang kemudian cepat membeku.

Kubah lava mempunyai bentuk yang khas yaitu simetris dinyatakan sebagai relasi antara tinggi kubah dan jari-jari kubah.

Relasi tersebut tetap dan tidak tergantung dari volume kubah yang terbentuk.

Dari data foto kubah yang terbentuk pada bulan Januari 1992, kubah Merapi mempunyai relasi tinggi (H) dan jari-jari dasar (R) = 4.8.

Semakin kental magma, semakin besar nilai relasi H/R.

Baca juga: Erupsi Gunung Merapi, Luncurkan 36 Kali Awan Panas dalam 14 Jam

Waktu pembentukan kubah lava bervariasi

Pada proses pembentukan lidah lava, ketinggian kubah bertambah secara perlahan contohnya pada 1994, saat panjang kubah berkembang dari 300 meter menjadi sekitar 460 meter, tinggi kubah hanya bertambah dari 32 meter menjadi 47 meter.

Perkembangan panjang kubah lebih cepat sekitar 10 kali lipat dari perkembangan tinggi kubah.

Pembentukan kubah lava Merapi terjadi dalam laju yang bervariasi.

Dalam masa krisis atau biasanya dalam beberapa bulan sesudah terjadi letusan, arus keluarnya lava cukup lancar dan pembentukan kubah lava terjadi dalam laju yang cepat.

Dalam beberapa kasus, pertumbuhan kubah lava terjadi secara perlahan. Contohnya, pada periode Maret-April 1994, pertumbuhan terjadi secara lambat dengan laju keluar lava sebesar 6.500 m3 per hari.

Pada periode Mei-Juni 1994, pertumbuhan terjadi lebih cepat dengan laju keluar lava sebesar 17.000 m3 per hari.

Baca juga: Penjelasan Lengkap BPPTKG soal Kondisi Merapi dan Link CCTV untuk Memantaunya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Tren
Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Tren
Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Tren
KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

Tren
5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Tren
12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

Tren
Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Tren
Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Tren
Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Tren
Kata 'Duit' Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Kata "Duit" Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Tren
Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Tren
Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Tren
Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com