KOMPAS.com - Era digital menyajikan keterbukaan dan kecepatan informasi melalui jaringan internet.
Sayangnya, kemudahan ini juga diimbangi dengan potensi ancaman privasi data pengguna internet yang semakin besar.
Padahal, privasi data pengguna merupakan satu hal yang sangat penting di era sekarang ini.
Baca juga: Heboh Muncul Pemberitahuan WhatsApp di Status Pengguna, Ada Apa?
Pemerhati keamanan siber sekaligus staf engagement and learning specialist di Engage Media, Yerry Niko Borang mengatakan, data tersebut memiliki nilai ekonomi hingga pertahanan dan keamanan negeri.
"Bahaya penyalahgunaan data bisa merusak ekonomi, misalnya penjebolan akun bank pribadi hingga jebolnya sistem perbankan," kata Yerry kepada Kompas.com, Jumat (29/1/2021).
Data yang dicuri bahkan dapat memprediksi kecenderungan politik pemilih, misalnya merekayasa dan mendorong arah pilihan politik dalam pemilu.
Yerry menyebut beberapa cara yang bisa dilakukan agar privasi data tetap aman saat berselancar di internet.
Pertama, pengguna bisa membuat password yang lebih rumit, tapi tetap mudah diingat.
"Jangan menggunakan password dengan hal-hal yang dapat diidentifikasi," jelas dia.
Kedua, mengganti passowrd secara rutin setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali.
Ketiga, memakai keamanan berlapis, misalnya 2 faktor otentifikasi (2FA).
"Keempat hindari sebisa mungkin mengunjungi laman internet yang penuh resiko, semacam situs dewasa, permaninan online dan sebagainya," ujarnya.
Baca juga: 4 Pesan WhatsApp yang Dikirimkan lewat Status ke Pengguna, Ini Isinya