Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Dunia 22 Januari: Kebakaran di Pabrik Vaksin Covid-19

Kompas.com - 22/01/2021, 08:56 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Jumlah kasus infeksi virus corona di seluruh dunia masih menunjukkan peningkatan.

Hingga Jumat (22/1/2021) pagi, berdasarkan Worldometers, tercatat ada 98.015.441 kasus Covid-19.

Dari angka itu, sebanyak 2.097.350 orang meninggal dunia, dan 70.407.119 orang sembuh.

Berikut ini rincian kasus virus corona di 10 negara dengan kasus terbanyak:

  1. Amerika Serikat: 25.168.390 kasus, 419.550 orang meninggal dunia, dan 15.074.469 orang sembuh
  2. India: 10.625.420 kasus, 153.053 orang meninggal dunia, dan 10.281.391 orang sembuh
  3. Brazil: 8.697.368 kasus, 214.147 orang meninggal dunia, dan 7.580.741 orang sembuh
  4. Rusia: 3.655.839 kasus, 67.832 orang meninggal dunia, dan 3.054.218 orang sembuh
  5. Inggris: 3.543.646 kasus, 94.580 orang meninggal dunia, dan 1.586.707 orang sembuh
  6. Perancis: 2.987.965 kasus, 71.998 orang meninggal dunia, dan 214.538 orang sembuh
  7. Spanyol: 2.560.587 kasus, 55.041 orang meninggal dunia
  8. Italia: 2.428.221 kasus,  84.202 orang meninggal dunia, dan 1.827.451 orang sembuh
  9. Turki: 2.412.505 kasus, 24.640  orangmeninggal dunia, dan 2.290.032 orang sembuh
  10. Jerman: 2.108.895 kasus, 51.151 orang meninggal dunia, dan 1.762.200 orang sembuh.

Berikut ini sejumlah perkembangan yang terjadi di sejumlah negara di dunia:

India

Petugas medis bernama Madhura Patil disuntik vaksin Covid-19 di Mumbai, India, pada Sabtu (16/1/2021). India memulai salah satu vaksinasi virus corona terbesar di dunia hari itu, karena negara tersebut berpenduduk 1,3 miliar orang.AP PHOTO/RAJANISH KAKADE Petugas medis bernama Madhura Patil disuntik vaksin Covid-19 di Mumbai, India, pada Sabtu (16/1/2021). India memulai salah satu vaksinasi virus corona terbesar di dunia hari itu, karena negara tersebut berpenduduk 1,3 miliar orang.
Kebakaran terjadi di Fasiltas Serum Institute of India (SII) yang merupakan pabrik pembuat vaksin terbesar di dunia.

Wali Kota India Barat, Murlidhar Mohol, mengatakan 5 orang meninggal dunia dalam peristiwa itu. Mereka merupakan pekerja konstruksi.

Kebakaran saat ini telah dikendalikan. Pihak perusahaan menyebutkan, kebakaran yang terjadi disebut tidak memengaruhi produksi vaksin Covid-19.

SII bekerja sama dengan Universitas Oxford dan Astra Zeneca untuk memproduksi vaksin Covishield.

Saya ingin meyakinkan semua pemerintah & publik bahwa tidak akan ada kerugian produksi #COVISHIELD karena beberapa gedung produksi saya lindungi untuk menangani kemungkinan seperti itu di @SerumInstIndia," ujar CEO perusahaan Adar Poonawalla melalui akun Twitter-nya.

Sejauh ini, belum diketahu penyebab kebakaran tersebut.

Baca juga: India Mulai Program Vaksinasi Covid-19 Terbesar di Dunia, Pekerja Sanitasi yang Pertama

Argentina

Peneliti di INTA (National Agricultural Technology Institute) dan CONICET (National Scientific and Technical Research Council) Argentina memperlihatkan pemurnian limfosit dan sampel darah untuk pembuatan vaksin Covid-19. Gambar diambil pada 2 Juni 2020.AFP/JUAN MABROMATA Peneliti di INTA (National Agricultural Technology Institute) dan CONICET (National Scientific and Technical Research Council) Argentina memperlihatkan pemurnian limfosit dan sampel darah untuk pembuatan vaksin Covid-19. Gambar diambil pada 2 Juni 2020.
Presiden Argentina Alberto Fernandez menerima dosis pertama vaksin Covid-19 Rusia Sputnik-V pada Kamis (21/1/2021).

"Presiden menegaskan kembali keamanan dan kemanjuran vaksin dan menegaskan kembali bahwa prioritasnya adalah menjangkau mayoritas warga Argentina dalam waktu sesingkat mungkin," ujarnya, dikutip dari CNN, Jumat (22/1/2021)

Fernandez (61), menerima dosis tersebut di Rumah Sakit Posadas, Provinsi Buenos Aires.

Sebelumnya, pada Rabu (20/1/2021), Administrasi Nasional Obat, Pangan dan Teknologi Argentina (ANMAT) telah merekomendasikan penggunaan vaksin untuk mereka yang berusia di atas 60 tahun.

Argentina saat ini telah menerima pengiriman 300.000 dosis Sputnik V pada 24 Desember 2020.

Baca juga: Update Corona Global: 66,7 Juta Positif, 1,53 Juta Meninggal | Argentina Berlakukan Pajak bagi Orang Kaya untuk Bantuan Covid-19

Amerika Serikat

Dr Anthony Fauci Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Amerika Serikat, saat berbicara di konferensi pers gugus tugas virus corona Gedung Putih, pada Kamis (19/11/2020).AP PHOTO/SUSAN WALSH Dr Anthony Fauci Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Amerika Serikat, saat berbicara di konferensi pers gugus tugas virus corona Gedung Putih, pada Kamis (19/11/2020).
Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, Dr. Anthony Fauci, Kamis (21/1/2021), mengatakan, sebentar lagi AS akan memberikan 1 juta dosis vaksin setiap hari. 

Komentar Fauci tersebut keluar saat kematian Covid-19 di AS mencapai 407.111 pada Kamis (21/1/2021).

Peluncuran pasokan vaksin di AS saat ini jauh dari kata mulus. Berbagai negara bagian kehabisan pasokan vaksin virus corona.

Para pejabat bersikeras bahwa jumlah pengiriman vaksin yang sebelumnya dilaporkan administrasi Trump tidak sejalan dengan yang ada di lapangan.

Kebingungan terkait pasokan vaksin ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintahan Biden yang baru dimulai.

Baca juga: Kematian Akibat Overdosis di Amerika Serikat Meningkat Selama Pandemi Covid-19

Lebanon

Lebanon akan menjadi negara pertama yang mendapat bantuan dana untuk peluncuran vaksin Covid-19 dari Bank Dunia.

Bank Dunia saat ini telah menyetujui alokasi ulang 34 juta dollar AS (sekitar Rp 478 miliar) untuk program ini karena Lebanon menghadapi lonjakan kasus.

"Ini adalah operasi pertama yang didanai Bank Dunia yang mendanai pengadaan vaksin Covid-19," demikian pernyataan Bank Dunia yang menyebut suntikan akan diberikan kepada lebih dari 2 juta orang.

Vaksin diharapkan tiba di Libanon pada awal Februari 2021. 

Program vaksin nantinya akan menyasar kelompok berisiko tinggi yaitu orang berusia di atas 65 tahun, staf epidemiologi, mereka yang berusia di atas 55 tahun dan 64 tahun.

Baca juga: Kemiskinan Ekstrem Landa Pengungsi Suriah di Lebanon, Bagaimana Kondisinya?

Inggris

Suasana Kota London di masa pandemi virus corona.Shutterstock/Marcio Delgado Suasana Kota London di masa pandemi virus corona.
Inggris saat ini telah mencatat penurunan kematian dan kasus harian Covid-19. Pada Kamis (21/1/2021), negara ini melaporkan 1.290 kematian selama 24 jam terakhir.

Angka tersebut turun dari angka kematian pada Rabu di mana ada 1.820 korban. Jumlah total korban meninggal dunia dalam 28 hari terakhir mencapai 94.580 orang.

Angka tersebut adalah kematian tertinggi akibat Covid-19 di Eropa.

Saat ini, Inggris baru saja memperkenalkan hukuman baru yang lebih keras bagi mereka yang melanggar aturan lockdown negara itu.

Mulai minggu depan, mereka yang mengadakan pertemuan ilegal lebih dari 15 orang di rumah akan didenda 1.097 dollar AS (sekitar Rp 15 juta). 

Untuk pelanggaran berulang, denda akan berlaku kelipatannya.

Baca juga: 60 Negara Melaporkan Strain Baru Virus Corona Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Macam-macam Penularan Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com